Bisnis.com, JAKARTA—Permintaan ruang kantor di pinggiran Jakarta seperti di Bekasi dan Serpong belum didasari oleh adanya kebutuhan nyata dan masih didominasi oleh keberadaan investor, yang berharap akan potensi pertumbuhan pasar di kawasan tersebut.
Pengamat dari Coldwell Banker Commercial Meyriana Kesuma mengatakan masing-masing lokasi memiliki potensi pertumbuhan yang bagus, jika pengembang mampu membentuk pasar.
Misalnya di Bekasi, tuturnya, terdapat potensi permintaan dari perusahaan yang berhubungan dengan sektor industri. Beberapa industri besar yang telah memulai pengembangan di Bekasi mempunyai kebutuhan ruang kantor yang lebih dekat dengan ruang produksinya.
Di sisi lain,sambungnya, terdapat tantangan lain. Karena biasanya perusahaan tersebut sudah mempersiapkan ruang tersendiri yang tergabung di kawasan industri. Tidak terlalu banyak perusahaan yang akhirnya memilih untuk berkantor di gedung perkantoran.
“Walaupun begitu, peluang pengembangan tetap bisa dilakukan misalnya dengan membuat klaster perkantoran yang ditujukan bagi perusahaan Jepang dan Korea. Bisa juga menawarkan ruang kantor pada usaha yang saat ini masih bertempat di ruko,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (3/11/2014).
Sementara di Serpong, dia menuturkan pasar sudah lebih terbentuk dibandingkan dengan di Bekasi, walaupun permintaan masih didominasi oleh investor. Pembentukan pasar di Serpong, usulnya, bisa diarahkan pada perusahaan asal Eropa atau usaha yang bergerak di bidang telekomunikasi.
“Pinggiran Jakarta ini masih harus bersaing dengan kawasan non-CBD seperti TB Simatupang atau area lainnya yang mempunyai keunggulan dari faktor kedekatan dengan pusat bisnis. Untuk menembus itu, harus bisa meng-create market,” ungkapnya.