Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Inflasi April 2024 Capai 0,25%, Didorong Sektor Transportasi

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2024 mencapai 3% (year-on-year) dan 0,25% (month-to-month), lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar memberikan paparan dalam rapat koordinasi pengamanan pasokan dan harga pangan di Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar memberikan paparan dalam rapat koordinasi pengamanan pasokan dan harga pangan di Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2024 mencapai 0,25% secara bulanan (month-to-month/mtm). 

Secara tahunan, inflasi Indonesia pada April 2024 mencapai 3% year-on-year (yoy). Adapun secara tahun kalender,  inflasi mencapai 1,12%.

"Tingkat inflasi bulanan April 2024 lebih rendah dari bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu,” ujar Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Kamis (2/4/2024).

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah transportasi dengan inflasi 0,93% dan andil inflasi sebesar 0,12%.

Sementara itu, penyumbang utama inflasi dari kelompok transportasi adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,06%. Sementara itu, tarif kereta api memberikan andil inflasi sebesar 0,01%.

Konsensus ekonom Bloomberg meramalkan inflasi tahunan pada April 2024 dengan nilai rata-rata di angka 3,08% (year-on-year/yoy). Sementara secara bulanan, rerata inflasi April diperkirakan pada level 0,32% (month-to-month/mtm). 

Proyeksi ini lebih tinggi dari realisasi inflasi di Indonesia pada Maret 2024 yang berada di level 3,05% (yoy) dan 0,52% secara bulanan atau month-to-month (mtm). 

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro yang tergabung dalam konsensus tersebut, memproyekskan inflasi pada April 2024 justru berada di level 3% (yoy). 

Asmo menyampaikan inflasi akan lebih landai dari bulan sebelumnya ini karena terjaganya harga pangan pokok. 

Di mana data terakhir yang Asmo sampaikan, menunjukkan harga beras mengalami deflasi 2% (mtm), berbalik dari angka inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,1% (mtm). 

“Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh meningkatnya pasokan beras selama musim panen, melemahnya permintaan setelah liburan Idulfitri, serta realisasi impor beras oleh pemerintah,” ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (2/5/2024). 

Sementara itu, komoditas lain seperti bawang merah dan gula pasir masih menunjukkan kenaikan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper