Bisnis.com, JAKARTA — Konsensus ekonom Bloomberg meramalkan inflasi tahunan pda April 2024 dengan nilai rata-rata di angka 3,08% (year-on-year/yoy). Sementara secara bulanan, rerata inflasi April diperkirakan pada level 0,32% (month-to-month/mtm).
Angka rerata estimasi yang berasal dari 29 ekonom ini tercatat lebih tinggi dari realiasi Maret 2024 yang mencapai 3,05% (yoy).
Estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom PT Ciptadana Sekuritas Asia Renno Prawira, dengan proyeksi inflasi di awal kuartal II/2024 ini sebesar 3,44% (yoy).
Sementara estimasi terendah dengan angka 2,7% (yoy) diramalkan oleh Sin Beng Ong, seorang Kepala Ekonom JP Morgan Chase Bank.
Berbeda dengan rerata angka konsensus, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro yang tergabung dalam konsensus tersebut, memproyekskan inflasi pada April 2024 justru berada di level 3% (yoy).
Asmo menyampaikan inflasi akan lebih landai dari bulan sebelumnya ini karena terjaganya harga pangan pokok.
Baca Juga
Di mana data terakhir yang Asmo sampaikan, menunjukkan harga beras mengalami deflasi 2% (mtm), berbalik dari angka inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,1% (mtm).
“Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh meningkatnya pasokan beras selama musim panen, melemahnya permintaan setelah liburan Idulfitri, serta realisasi impor beras oleh pemerintah,” ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (2/5/2024).
Sementara itu, komoditas lain seperti bawang merah dan gula pasir masih menunjukkan kenaikan harga.
Secara bulanan, Asmo memperkirakan inflasi domestik meningkat 0,25% (mtm), juga lebih rendah dari 0,52% (mtm) di bulan sebelumnya.
Di sisi lain, inflasi inti diperkirakan akan sedikit meningkat dari 1,77% yoy pada Maret 2024 menjadi 1,78% (yoy) pada April 2024.
Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan realisasi Indeks Harga Konsumen (IHK) serta inflasi April 2024 pada hari ini, Kamis (2/5/2024), pukul 11.00 WIB.