Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi April 2024 Melandai, Pemerintah Wajib Jaga Harga Tetap Stabil

Apindo berharap pemerintah menjaga harga pangan tetap stabil usai inflasi April 2024 melandai.
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Senin (18/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta pemerintah untuk menjaga harga pasar tetap stabil bahkan turun, seiring melandainya tingkat inflasi ke level 3,00% (year-on-year/yoy) pada April 2024 dibandingkan dengan bulan sebelumnya 3,05%.

Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani menyampaikan, inflasi yang sangat terkendali pada April 2024 memberikan angin segar di tengah tingginya kekhawatiran terhadap adanya kenaikan harga pasar akibat perkembangan isu politik.

“Tentunya dengan catatan pemerintah bisa terus menjaga harga pasar yang ada saat ini tetap stabil atau turun, khususnya untuk komoditas pangan pokok, terutama yang perlu diimpor,” kata Shinta, Kamis (2/5/2024).

Menurutnya, pemerintah tetap perlu mewaspadai risiko kenaikan inflasi. Mengingat, stabilitas nilai tukar Rupiah, kenaikan suku bunga, dan efek turunan eskalasi geopolitik lain seperti kenaikan harga minyak dunia dapat memicu risiko kenaikan inflasi pada bulan-bulan berikutnya.

Selain itu, meski BPS melaporkan sejumlah harga bahan pokok mengalami deflasi, tetapi faktanya secara rata-rata masih lebih tinggi dibandingkan tahun lalu lantaran inflasi terus-menerus yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

“Tingkat inflasi yang diciptakan tersebut belum terkoreksi dengan deflasi yang terjadi di April. Deflasi April masih lebih rendah dari akumulasi inflasi harga pasar terhadap kebutuhan pangan pokok beberapa bulan terakhir,” jelasnya.

Kedepannya, Shinta menyebut bahwa tingkat harga pasar pada April 2024 berpotensi memicu penurunan daya beli masyarakat. Pasalnya pasca April 2024, potensi kenaikan penerimaan seasonal masyarakat menjadi jauh lebih rendah atau nihil.

“...sehingga daya beli dan appetite konsumsi terkoreksi ke level pra Ramadan-Lebaran atau lebih rendah karena tekanan harga pasar,” ungkapnya.

Oleh karena itu, pemerintah masih perlu menjaga harga pasar agar level konsumsi dan daya beli masyarakat dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Shinta menyebut, kebijakan-kebijakan intervensi pasar yang saat ini telah dilakukan bisa terus dilaksanakan hingga harga pasar menjadi lebih terjangkau, dengan menjadikan harga pasar tahun lalu sebagai acuan atau ketika harga pasar terapresiasi karena faktor eksternal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper