Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tren inflasi pada bulan yang bertepatan dengan momen Lebaran melandai pada April 2024, sebesar 0,25% secara bulanan atau month-to-month (mtm).
Plt. Kepada BPS Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan bahwa realisasi inflasi pada momen Lebaran ini nyatanya lebih rendah dengan Lebaran tahun-tahun sebelumnya, bahkan lebih rendah dari Maret 2024.
“Inflasi pada April 2024 ini juga lebih rendah jika dibandingkan periode Lebaran di 3 tahun sebelumnya, pada April 2023, Mei 2022, dan Mei 2021,” ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (2/5/2024).
Tercatat, inflasi pada April 2023 sebesar 0,33% (mtm), kemudian pada Mei 2022 sebesar 0,40%, serta pada Mei 2023 inflasi mencapai 0,32%.
Amalia menjelaskan tren inflasi yang semakin melandai pada April 2024 ini terjadi akibat komponen harga bergejolak, utamanya beras, mengalami deflasi setelah selama 7 bulan berturut-turut menyumbang inflasi.
Untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau turut memberikan andil deflasi 0,01% (mtm) pada April 2024.
Baca Juga
“Ini berbeda dengan bulan sebelumnya, [makanan, minuman, dan tembakau] yang menjadi penyumbang andil inflasi terbesar,” jelas Amalia.
Sementara komponen yang memberikan andil inflasi cukup besar pada masa mudik ini adalah transportasi, yakni sebesar 0,12%. Padahal, di bulan sebelumnya komponen ini hanya memberikan andil inflasi sebesar 0,01%.
Bahkan, BPS mencatat transportasi merupakan kelompok yang memberikan andil inflasi pada momen lebaran selama 5 tahun terakhir.
“Tingginya andil inflasi kelompok transportasi pada April 2024 utamanya disebabkan oleh komoditas tarif angkutan udara dan tarif angkutan antar kota,” lanjutnya.
Di mana komoditas tarif angkutan udara mengalami inflasi sebesar 8,05% (mtm) pada momen lebaran atau pada April 2024, setelah sebelumnya deflasi 0,97% pada Maret 2024.
Sedangkan untuk tren inflasi tarif angkutan antar kota telah terlihat sejak Februari 2024 dan terus berlanjut hingga momen Lebaran.