Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel Akan Bangun Pabrik Garmen di Jateng US$10 juta

Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jawa Tengah memastikan investor asal Korea Selatan bersiap untuk investasi di wilayah ini senilai US$10 juta, dengan pertimbangan upah minimum regional (UMR) lebih murah dibandingkan Jabodetabek.
Pekerja pabrik garmen/Bisnis
Pekerja pabrik garmen/Bisnis

Bisnis.com,  SEMARANG—Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jawa Tengah memastikan investor asal Korea Selatan bersiap untuk investasi di wilayah ini senilai US$10 juta, dengan pertimbangan upah minimum regional (UMR) lebih murah dibandingkan Jabodetabek.

Rencananya, calon investor asal Korea Selatan ini akan mendirikan industri garmen dengan memanfaatkan lahan seluas 4 hektar-5 hektar yang menyerap tenaga kerja sebanyak 1.500-3.000 orang. Adapun lokasi pendirian pabrik, investor sedang melakukan survei di dua kabupaten yakni Batang dan Pemalang.

Kepala Sub Bidang Promosi BPMD Jateng Primasto Ardi Martono memaparkan calon investor Korea Selatan serius menanyakan lebih jauh soal potensi wilayah Jawa Tengah untuk perkembangan industri garmen. Menurutnya, nilai investasi US$10 juta merupakan investasi yang cukup besar untuk pendirian perusahaan. 

“Mereka datang ke sini hari ini [kemarin] untuk menentukan lokasi yang tepat. Pilihannya ada di Batang dan Pemalang,” papar Primasto saat ditemui Bisnis, Senin (3/11/2014).

Dia mengakui calon investor melirik Jawa Tengah setelah mengetahui UMR di wilayah ini lebih rendah dibandingkan Jabodetabek. Perbandingan upah buruh, kata Primasto, berdasarkan pengalaman investor yang kini telah memiliki pabrik garmen di Bekasi.

“Investor itu sudah ada pabrik garmen di Bekasi. Nah, di Jawa Tengah dijadikan tempat ekspansi bisnisnya. Jadi mereka mengetahui sendiri upah tenaga kerja di sini,” ujarnya.

Potensi investasi wilayah Jawa Tengah hingga saat ini di sektor garmen, industri tekstil dan produk tekstil serta industri alas kaki. Selain itu, semua industri padat karya menjadi pilihan para investor untuk membenamkan investasi di Jawa Tengah.

Primasto menguraikan Jawa Tengah memiliki kelebihan dari sisi upah buruh lebih murah, ketersedian lahan hingga sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi.

“Justru tenaga kerja di Jabodetabek kebanyakan dari Jawa Tengah. Peluang ini yang ditangkap para investor. Pada prinsipnya, industri padat karya di sini bisa berkembang karena membutuhkan tenaga kerja cukup banyak,” terangnya.

Investor Korsel tertarik berinvestasi atau memperluas investasi di Indonesia, diindikasikan dari rencana investasi baru dan perluasan kurang lebih senilai US$ 9,39 miliar atau sekitar Rp107,23 triliun di kawasan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bank Indonesia Wilayah V area Jawa Tengah dan DIY menyebutkan keyakinan konsumen di Jawa Tengah mengalami peningkatan yang tercermin dari naiknya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ke level 121,7 dari posisi bulan sebelumnya 119,8.

Hasil survei konsumen BI pada September 2014 memperlihatkan IKK saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan IKK tiga bulan sebelumnya 112,9 dan IKK pada periode yang sama tahun lalu 102,7.

Menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V Jawa Tengah dan DIY Marlison, meningkatnya keyakinan tersebut didorong oleh persepsi positif konsumen, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun terhadap ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga KerjaTransmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah Wika Bintang mendukung program dari masing-masing pemerintah daerah untuk menciptakan lapangan kerja baru. Dalam hal ini, Pemprov Jateng sendiri telah memfasilitasi tenaga kerja dengan pelatihan melalui balai latihan kerja (BLK) yang ada di masing-masing kabupaten/kota.

“Sejak 2004 lalu kami telah mempersiapkan balai pelatihan guna meningkatkan keterampilan bagi tenaga kerja itu sendiri,” paparnya.

Sebagian  tenaga kerja di Jateng, kata dia, telah memperoleh sertifikasi sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Bahkan, ujar Wika, balai latihan tingkat provinsi menyediakan pelatihan khusus bagi para tenaga kerja dalam negeri yang ingin bekerja ke luar negeri, baik kursus bahasa maupun ketrampilan lain.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper