Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia menilai kepemimpinan Joko Widodo mampu mengantar kinerja industri pada 2024 mencapai US$10 miliar dengan pertumbuhan 20% per tahun.
Abdul Sobur, Sekretaris Jenderal Amkri, mengatakan Presiden Jokowi sudah mengerti persoalan yang menghambat pertumbuhan kinerja industri padat karya ini.
Selama 10 tahun terakhir nilai ekspor industri mebel dan kerajinan rotan tidak bergerak signifikan atau hanya berkisar US$1,6 miliar sampai dengan US$1,8 miliar.
“Kami telah jauh hari sampaikan rekomendasi dalam menangani lambatnya pertumbuhan industri ini, dan yang terpenting adalah adanya ekspor bahan baku. Maka jika lima tahun memimpin mampu mendongkrak kinerja US$5 miliar, maka jika dua periode kami yakin bisa meningkat dua kali lipat,” katanya kepada Bisnis, Senin (20/10).
Jokowi dalam pidato pertamanya seusai dilantik sebagai Presiden, mengajak kalangan pengusaha untuk bekerja keras meningkatkan kinerja sehingga mendapat pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
Menanggapi pidato pertama tersebut, Sobur menganggap, kerja keras dimaknai sebagai upaya seluruh lapisan masyarakat sehingga terjadi akumulasi pertumbuhan ekonomi.
Dia mengatakan, pebisnis mebel dan kerajinan rotan yang sebagian besar digawangi oleh industri kecil menengah diharapkan tidak hanya bergantung pada industri yang besar tetapi juga meningkatkan kinerja secara mandiri.
Sepanjang tahun lalu ekspor mebel tercatat US$1,81 miliar sedangkan produk kerajinan US$800 juta. Pada tahun ini total penjualan ke luar negeri diproyeksikan lebih kecil hanya US$2 miliar, sampai dengan September terkumpul US$1,8 miliar.
Sementara pada tahun depan omzet ekspor dipatok sedikitnya US$2,3 miliar. Nilai ini mayoritas berasal dari produk berbasis kayu sebesar 60%, rotan 13%, plastik 5%, metal 6%, selebihnya berasal dari bambu, panel dan lain-lain.