Bisnis.com, JAKARTA--Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi di zona euro takkan terlalu berpengaruh pada performa ekspor Indonesia.
"Ketergantungan kita mengecil pada Eropa. Perdagangan kita dengan seluruh negara di Eropa masih kalah dibandingkan dengan [perdagangan Indonesia ke] China. Total dengan Eropa di bawah 10% sementara dengan China sudah 15%," tuturnya, Jumat (19/9/2014).
Ekonomi Eropa diperkirakan masih bergerak moderat tahun ini dengan pertumbuhan tipis di kisaran 0,8%. Sementara itu, Sasmito mengatakan kecenderungan selama ini menunjukkan jelang akhir tahun volume ekspor domestik justru meningkat.
Kepala BPS Suryamin mengimbuhi depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar mestinya bisa menggenjot kinerja ekspor. "Karena harga komoditi ekspor kan jadi lebih murah, dengan dolar jadi lebih banyak belinya," ungkapnya.
Meski demikian, tren menunjukkan pelemahan rupiah tak serta merta meningkatkan permintaan secara drastis karena kebutuhan terhadap komoditas mentah, seperti minyak kelapa sawit atau batubara cenderung bersifat inelastis.