Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BENIH PADI BERSERTIFIKAT: Dari Jumlah, RI Ungguli Thailand, Tapi Bagaimana Produktivitas?

Kementerian Pertanian menilai capaian produksi benih padi bersertifikat di Indonesia lebih baik dari negara tetangga, Thailand.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menilai capaian produksi benih padi bersertifikat di Indonesia lebih baik dari negara tetangga, Thailand.

Direktur Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bambang Budhianto mengatakan benih padi bersertifikat yang diproduksi pada tahun lalu mencapai 196.000 ton, atau sekitar 60% dari total perbenihan nasional.

“Untuk di Asia, tinggi sekali penggunaan benih bersertifikat kita. Di Thailand saja cuma 20% dari total perbenihan nasional,” katanya dalam Journalist Class, Jakarta, (13/8/2014).

Adapun sejak 2005, peningkatan benih bersertifikat mencapai 74.555 ton, atau bertambah 30%.

Menurutnya, benih bersertifikat sangat penting guna mengembangkan kualitas dan menciptakan varietas baru yang produktivitasnya tinggi, sehingga dapat mendukung pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai, yang merupakan salah satu dari 4 target utama pembangunan pertanian.

“Penduduk akan bertambah banyak pada 2050 sampai Rp9,6 miliar. Sedangkan daya dukung pangan, energi dan air semakin berkurang. Dengan benih varietas unggul bersertifikat, maka produktivitas, mutu hasil pengendalian OPT dan efisiensi usaha tani terus ditingkatkan kualitasnya,” jelas Bambang.

Namun, besarnya angka benih bersertifikat menurutnya belum mampu mengerek produktivitas kedelai yang tidak bisa memenuhi kebutuhan nasional.

“Kalau dilihat gambaran kedelai menyedihkan sekali. 2,4 juta kebutuhan Indonesia. Produksi kita gak sampai 800 ribu ton. Sisanya kita impor. Ini masih besar sekali,” katanya.

Selain insentif, dia mengatakan permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan mengganti komoditas susbtitusi kedelai menjadi kacang tanah.

“Untuk meningkatkan produksi, aspek insentif barangkali atau kita shifting.Mungkin kedelai kita tinggalkan.Kita ganti ke kacangan yang lain kayak kacang tanah. Produksinya lebih tinggi dari kedelai,”jelasnya.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI)Dwi Andreas Santosa benih bersertifikat memang penting untuk menjamin kualitas pemasaran produk dalam negeri, namun kemampuan petani kecil dalam mengelola mandiri benih tanamannya jangan diremehkan.

“Petani jangan dianggap sebagai objek, namun mereka adalah subjek yang berhak diberikan kewenangan untuk menentukan benih, teknologi dan lahan yang akan meeka tanam. Selama ini, varietas yang mereka hasilkan tidak kalah, karena benih ini kan asalnya dari petani,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (14/8/2014).

Selama ini, dia menjelaskan contohnya, bahwa varietas padi yang dikembangkan petani kecil yang tergabung dalam AB2TI menghasilkan tingkat produksi 13,76 ton GKP/ha pada MT I April 2014.Pada MT II Juni, dia mengklaim beberapa wilayah menghasilkan produksi 10,4 ton GKP/ha – 12,48 ton/ha.

“Sedangkan varietas-varietas unggul dari pemerintah maupun perusahaan yang ditanam berdampingan menghasilkan tingkat produksi 5-7 ton GKP/ha,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper