Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Daging Ayam dari China Disetop, Thailand Ketiban Untung

McDonald Corp. menghentikan pasokan daging ayam dan barang-barang lainnya di Hong Kong, setelah adanya temuan pemalsuan kadaluarsa produk daging yang disuplai dari Shanghai Husi Food.
McDonald Corp. menghentikan pasokan daging ayam dan barang-barang lainnya di Hong Kong. /
McDonald Corp. menghentikan pasokan daging ayam dan barang-barang lainnya di Hong Kong. /

Bisnis.com, HONG KONG—McDonald Corp. menghentikan pasokan daging ayam dan barang-barang lainnya di Hong Kong, setelah adanya temuan pemalsuan kedaluarsa produk daging yang disuplai dari Shanghai Husi Food.  

Pihak McDonald mengemukakan perusahaannya mengimpor beberapa produk dari Shanghai Husi Food sepanjang Juli 2013-Juni 2014.

Meskipun begitu perusahaan tersebut menegaskan tidak ada stok daging ayam yang masih tersisa dari pemasok daging ayam milik Amerika Serikat di China ini.

Buntut kengerian pasokan daging serupa dari China, Mc Donald Co. di Jepang berencana untuk mengurangi hingga separuhnya pasokan daging sapi dari Negeri Tirai Bambu itu dan menggantinya dengan daging ayam dari Thailand.

Rencana itu dinilai bakal meningkatkan penjualan daging ayam yang dipasok dari McKey Foods Services (Thailand) Ltd, salah satu unit dari Keystone Foods dan Cargill Thailand.

Pemasok Thailand setidaknya memasok daging ayam ke McDonald Jepang sekitar 62% dan sisanya baru diimpor dari China pada tahun lalu.

“Kami ulangi, sejak hari ini [26/7], semua produk makanan McDonald restoran dipasok dengan standar yang ketat berdasarkan regulasi Hong Kong,” tulis pernyataan Mc Donald di Hongkong Jumat, (26/7/2014).  

Lebih jauh lagi, Pusat Keamanan Makanan McDonald menjamin semua produk yang sudah diimpor dari Husi ke Hong Kong telah ditandai, disegel, dan dilarang untuk dijual.

Kekhawatiran terkait keamanan dan jaminan mutu pasokan daging ayam di China, KFC dan Pizza Hut juga melakukan langkah yang sama dengan McDonald yaitu menyetop penggunaan ayam dari Husi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper