Bisnis.com, SEMARANG – Kondusifnya situasi keamanan di Jawa Tengah (Jateng) memberikan dampak positif pada iklim investasi di wilayah tersebut. Teranyar, investor asal China bakal merealisasikan pembangunan pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal.
Masuknya investor asal China yang bergerak di bidang sepeda motor listrik tersebut dinilai bakal memberi banyak manfaat bagi Jawa Tengah.
“Investasi ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Jateng. Bisa dalam bentuk pekerjaan, syukur-syukur ada transfer teknologi dan transfer pengetahuan kepada masyarakat," tutur Pj Gubernur Jawa Tengah dikutip Sabtu (4/5/2024).
Sebagai informasi, investor asal China yang siap bangun pabrik di Jateng adalah produsen motor listrik bernama Sunra. Perusahaan itu menyatakan minat investasinya usai mengikuti Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 lalu dan baru merealisasikan investasinya pada tahun ini.
Sunra mulai memproduksi sepeda motor listrik dan sepeda listrik pada 1997. Saat ini, perusahaan itu telah memiliki 5 pangkalan produksi di China dengan kapasitas produksi mencapai 10 juta unit per tahun.
Board Chairman Sunra Zhang Chongsun mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan pilihan pertama perusahaan itu dalam melakukan ekspansi ke luar negeri.
Baca Juga
Keharmonisan masyarakat Jawa Tengah menjadi salah satu faktor yang membuat Sunra memilih wilayah ini sebagai destinasi investasi.
Adapun untuk fasilitas produksi di Kendal nanti, pada tahap pertama operasional yang ditargetkan mulai 2025, Sunra berencana memproduksi sebanyak 1 juta unit sepeda listrik. Pasarnya untuk memenuhi kebutuhan negara Asia.
"Tahun 2025 di Bulan Mei, rencananya sudah bisa berproduksi. Jadi pada saat produksi, kami akan pakai tenaga sekitar 1.500 orang. 95% memakai tenaga lokal," tutur Chongsun.
Selain menggunakan tenaga kerja lokal, Sunra juga akan menggunakan bahan baku dari Indonesia. Bahan baku untuk komponen utama, sebagian besar sudah tersedia di Indonesia. Hanya sebagian kecil yang masih perlu impor.
Rencananya, Sunra juga akan mengajak pabrikan yang memproduksi komponen yang dibutuhkan untuk ikut berinvestasi di Indonesia.
"Ada komponen-komponen yang sementara masih perlu impor, karena itu rencananya di tahun depan, kami akan ajak pabrik yang bikin komponen itu, investasi di sini," beber Chongsun.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sendiri berkomitmen untuk terus memberikan jaminan keamanan demi kenyamanan investor. Masyarakat Jawa Tengah juga disebut siap menyambut kedatangan para investor.
Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, realisasi investasi di wilayah tersebut terus mengalami peningkatan. Sepanjang 2023, realisasi investasi tercatat mencapai Rp77,02 triliun.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022 maupun 2021. Pada 2022, DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah mencatat realisasi investasi berada di angka Rp68,4 triliun. Sementara pada 2021, nilainya di Rp59,79 triliun.