Bisnis.com, JAKARTA--Dampak pengetatan pengajuan kredit untuk pembelian properti oleh Bank Indonesia lebih terasa pada rumah tapak dibanding hunian vertikal.
Senior Property Analys Cushman & Wakefield Indonesia Risma Diniar mengatakan pengaruh penurunan pemanfaatan kredit lebih terasa pada rumah tapak dibanding apartemen.
Kalau untuk apartemen, ujarnya, sejak awal konsumen lebih banyak mengandalkan pembayaran tunai bertahap dibandingkan kredit.
“Turunnya sedikit. Kondominium ini segmennya berbeda-beda. Kalau untuk kelas upper, jarang sekali yang menggunakan KPA. Yang cukup banyak sekitar 40%, ada di kelas menengah dan menengah ke bawah. Turunya hanya sekitar 5%,” ujarnya, Senin (21/4/2014).
Penurunan pemanfaatan kredit untuk rumah tapak, dia menuturkan hitungan finalnya belum diketahui saat ini, karena masih dalam tahap riset. Menurutnya, cukup banyak terjadi penolakan KPR dari perbankan kepada konsumen belakangan ini.