Bisnis.com, JAKARTA—Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemerintah dan para petani untuk tidak memaksakan penanaman padi pada akhir 2014 karena anomali cuaca, atau yang biasa disebut el nino.
BMKG juga menyarankan kepada pelaku usaha pertanian pangan untuk mengganti tanaman padi menjadi palawija, seperti jagung, untuk musim tanam ketiga tahun ini, karena musim kemarau menjadi lebih panjang.
“Pertumbuhan tanaman bisa jadi lebih lambat, mending ganti varietas. Petani jangan ngeyel menanam padi,” kata Kepala Pusat Iklim BMKG Nurhayati kepada Bisnis.com, Rabu (26/3/2014).
Nurhayati menjelaskan, pada 2014 secara nasional musim kemarau rata-rata akan jatuh pada akhir April hingga Juni, kecuali Aceh dan Sumatra Utara yang terkena lebih dahulu, yaitu bulan Januari-Februari, sementara Pulau Sulawesi secara umum mengalami keterlambatan, yaitu pada September-Oktober.
Untuk Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Barat dan Timur, paparnya, musim kemarau pada 2014 diramalkan akan lebih panjang dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu bisa mencapai 6-8 bulan, sementara untuk bagian selatan Sumatera dan Jawa Barat, sedikit lebih pendek.
Dia juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau indikasi dan kemungkinan adanya cuaca ekstrem yang mengakibatkan gagal panen pada musim tanam kedua, dimana hampir separuh lebih stok pangan nasional didapatkan dari musim tanam ini.
“Kalau iklimnya normal, ya bisa mencapai target panen. Tapi kami masih terus memantau,” ujarnya.