Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Jual Properti di Koridor TB Simatupang Tetap Tumbuh

Pertumbuhan harga dan pasar properti di koridot TB Simatupang dinilai mendekati pasar kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) di area segitiga emas Jakarta.n
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Walaupun dihadapkan pada permasalahan infrastruktur dan tata ruang, pertumbuhan harga dan pasar properti di koridor TB Simatupang dinilai masih akan bertumbuh.

Pertumbuhan harga dan pasar properti di koridot TB Simatupang dinilai mendekati pasar kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) di area segitiga emas Jakarta.

Director Offices Services Colliers International Bagus Adikusumo optimistis harga properti di koridor TB Simatupang masih akan bertumbuh dalam beberapa tahun ke depan hingga melewati harga Rp30 juta per meter persegi.

Apalagi, jelasnya, pasar properti di Jakarta Selatan itu tumbuh begitu cepat dengan peningkatan modal (capital modal) yang masih menjanjikan.

“Bila dikatakan di TB Simatupang sudah menyamai CBD segitiga emas terlalu agresif. Tapi akan bertumbuh mendekati ke [harga] sana,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (25/3/2014).

Dia mengatakan saat ini harga properti perkantoran dan hunian vertikal di kawasan tersebut telah mencapai kisaran Rp24 juta-Rp28 juta per meter persegi.

Sementara, lanjutnya, harga properti di CBD segitiga emas telah mencapai Rp40 juta per m2.

Kendati begitu, dia mengakui kendala infrastruktur masih menjadi hambatan utama.

Dia menyatakan peningkatan infrastruktur bagi akses transportasi di koridor itu sulit ditingkatkan lagi.

Namun, dia menyatakan kondisi tersebut dapat disesuaikan dengan menyediakan akses lain dalam pengembangan properti.

“Betul bahwa jalan arteri macet, kemudian jalan tol juga sesak. Oleh karena itu,  beberapa proyek menyediakan back access. Dan nanti akan dibantu dengan akses MRT [mass rapid transit],” sebutnya.

Terkait tata ruang, Bagus mengatakan pada koridor tersebut koefisien dasar bangunan (KDB) paling besar mencapai 30% dan koefisien lantai bangunan (KLB) paling tinggi sekitar 4,5.

Hal itu, jelasnya, akan cukup membatasi pengembangan properti di kawasan tersebut.

Walau begitu, dia menuturkan, pengembang masih dapat mengembangkan proyeknya dengan minimum margin keuntungan yang sudah ditentukan.

“Jika masih memenuhi target minimum margin standar mereka, mereka akan lakukan [bangun]. Dan itu masih banyak yang cari lahan, walaupun susah mendapatkan lagi yang clear and clean,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Pemda DKI dalam Perda No. 1/2012 tentang rancangan tata ruang wilayah (RTRW) dan petunjuk rincinya dalam Perda rancangan detail tata ruang (RDTR) menetapkan koridor TB Simatupang sebagai area hunian dan resapan air.

Di samping itu, area tersebut memiliki KDB dan KLB yang lebih kecil dibandingkan CBD segitiga emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper