Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RAPP Mulai Siaga Antisipasi Kebakaran Hutan

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bersiaga penuh mengantisipasi kebakaran lahan seiring akan dimulainya musim kering di Pulau Sumatra.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bersiaga penuh mengantisipasi kebakaran lahan seiring akan dimulainya musim kering di Pulau Sumatra.

Produsen pulp dan kertas yang merupakan anak usaha Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) itu menyiapkan brigade kebakaran dan melakukan pengawasan rutin melalui satelit untuk pencegahan kebakaran lahan.

Presiden Direktur RAPP Kusnan Rahmin mengingatkan para pihak bahwa saat ini adalah awal musim kebakaran hutan dan lahan, yang jika tidak segera diantisipasi, bisa mengakibatkan bencana kabut asap.

"Seandainya tidak ada hujan dalam lima hari, maka kebakaran lahan bisa saja terjadi. Apalagi, cuaca diperkirakan kering hingga pertengahan Maret mendatang," kata Kusnan Rahmin, Selasa (12/2/2014).

Maraknya pembakaran ilegal dengan sedikitnya curah hujan di Sumatera sejak akhir Januari lalu berpotensi menyebabkan kebakaran lahan. RAPP sendiri telah mencatat dan melaporkan kebakaran lahan di luar konsesi perusahaan yang mencapai lebih dari 320 ha.

Kusnan menambahkan, perusahaan selalu melakukan patroli udara dan darat untuk memastikan upaya pencegahan kebakaran dapat optimal di area konsesi. Selain itu, jelas Kusnan, RAPP telah berinvestasi untuk peralatan pengelolaan hutan tanpa bakar termasuk juga melakukan pelatihan-pelatihan pencegahan kebakaran.

Perusahaan, paparnya, melakukan pendekatan yang pro-aktif dengan mengintegrasikan teknologi pengelolaan hutan lestari dengan sistem deteksi dini dalam manajemen pencegahan kebakaran.

Sampai saat ini perusahaan telah melakukan patroli melalui udara, air dan darat setiap hari. Optimalisasi, jelasnya, dilakukan melalui bantuan heli, truk pemadam kebakaran serta patroli airboat yang dapat dilakukan di darat maupun di air.

Di sisi lain, Kementerian Kehutanan melansir penetapan batas toleransi sebanyak 19.316 hot spot pada 2014 untuk menekan kebakaran hutan dan lahan. Kemenhut memiliki target untuk mengurangi hot spot sebanyak 20% per tahun dibandingkan jumlah rata-rata titik api pada tahun 2005-2009 yang sebanyak 58.890 titik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper