Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RAPP Janji Kelola Hutan Lestari

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) berkomitmen lebih memperhatikan persoalan perubahan iklim dan deforestasi dalam mengelola kawasan hutannya, termasuk mengelola lahan bernilai konservasi tinggi.

Bisnis.com, JAKARTA--PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) berkomitmen lebih memperhatikan persoalan perubahan iklim dan deforestasi dalam mengelola kawasan hutannya, termasuk mengelola lahan bernilai konservasi tinggi.

Asia Pasific Resources International Limited (APRIL) yang mengoperasikan RAPP meningkatkan komitmen pengelolaan hutan lestari ke level yang lebih tinggi untuk memastikan seluruh bahan baku kayu yang dimanfaatkan berasal dari hutan tanaman yang berkelanjutan.

Kebijakan yang dicanangkan APRIL memastikan perusahaan tersebut melanjutkan moratorium pengembangan hutan tanaman pada lahan hutan bernilai konservasi tinggi (High Conservation Value Forest/HCVF) yang belum selesai.

Pada 2005, APRIL adalah perusahaan Indonesia pertama yang melakukan identifikasi dan perlindungan HCVF. Sampai saat ini tercatat, APRIL dan perusahaan pemasoknya telah menyelamatkan lebih dari 250.000 hektare hutan yang dikategorikan HCVF oleh penilai independen.

“Kebijakan ini melampaui komitmen yang pernah kami buat sebelumnya. Keberadaan komite penasehat para pihak independen akan memastikan kebijakan tersebut dilaksanakan secara transparan,” kata Presiden APRIL Praveen Singhavi, Selasa (28/1/2014).

Dia memaparkan, kebijakan baru itu menjadikan APRIL bakal memperluas program restorasi yang dirilis Mei 2013 lalu, yang melingkupi pengembangan Restorasi Ekosistem Riau.

Yakni sebuah program berdurasi awal selama 10 tahun senilai US$17 juta untuk merestrorasi 20.265 hektare hutan yang terdegradasi di Semenanjung Kampar, Sumatera.

APRIL akan menambah luas hutan yang direstorasi seluas 20.450 ha di jantung Pulau Padang, Sumatera.

Pulau tersebut adalah konsesi APRIL terakhir dimana pengembangan hutan tanaman akan dilakukan.

APRIL juga memastikan pengembangan hutan tanaman baru akan selesai pada Desember 2014, yang memastikan pada 2019 seluruh bahan baku kayu akan berasal dari tanaman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper