Bisnis.com, JAKARTA--Bahan baku kayu bulat untuk industri kayu pertukangan (wood working) diproyeksi tumbuh 10% per tahun hingga 2016.
Pada 2014 serapannya diproyeksi mencapai 15,4 juta m3, naik dari serapan tahun ini yang diperkirakan sebanyak 13,9 juta m3.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Purwadi Soeprihanto optimistis pasokan bahan baku dari industri hutan alam atau HPH, hutan tanaman industri (HTI), dan hutan tanaman rakyat (HTR) mampu memenuhi kebutuhan industri hilir.
"Total reaisasi tanaman hutan rakyat hingga 2012 sekitar 1,1 juta m3 dengan tebangan tahunan 150.000 m3 dan potensi 150 m3 per ha. Mestinya cukup untuk menyuplai industri furniture," katanya, Rabu (20/11/2013).
Awriya Ibrahim, Direktur Bina Usaha Hutan Alam Kementerian Kehutanan, menuturkan tegakan yang siap panen di areal HPH mencapai 14 juta m3 pada 2013.
Namun, realisasi tebangan hingga November 2013 tercatat hanya 2,69 juta m3 atau 635.973 batang kayu log.
Emil Satria, Kepala Subdit Industri Kayu dan Rotan, Ditjen Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, menuturkan kebutuhan bahan baku kayu bulat untuk industri pulp, furniture kayu, dan wood working terus meningkat.
Pada 2013, kebutuhannya bahan baku pulp diproyeksi mencapai 33,8 juta m3. Sementara itu, berdasarkan utilisasi kapasitasnya, kebutuhan industri furniture kayu pada tahun ini diproyeksi 6,8 juta.
"Industri woodworking kebutuhan bahan bakunya kita proyeksi 13,9 juta pada 2013 dan naik menjadi 15,4 juta pada 2014," ujar Emil.
Guna mendukung ketersediaan bahan baku bagi industri produk kehutanan, lanjutnya, Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan pembangunan terminal kayu di beberapa daerah yang menjadi sentra produksi.
"Terminal kayu yang sedang kita siapkan ada di Jepara dan Kendal, Jawa Tengah. Harapannya kayu yang masuk ke sana sudah clear and clean, jadi siap diserap industri," katanya. (ra)
Kebutuhan Bahan Baku Wood Working Naik 10% Per Tahun
Bahan baku kayu bulat untuk industri kayu pertukangan (wood working) diproyeksi tumbuh 10% per tahun hingga 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
15 menit yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
1 jam yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
16 menit yang lalu
Rupiah Ambruk, Bahlil Wanti-wanti Dampak ke Impor BBM & LPG
55 menit yang lalu
Pekerja Informal Jadi Beban Ekonomi Indonesia?
1 jam yang lalu