Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Cuaca Buruk Akhir Tahun, Ini Strategi Pengusaha Hutan

Di tengah kinerja produksi dan permintaan ekspor yang terus tumbuh, industri hilir kehutanan menghadapi tantangan cuaca buruk pada akhir tahun.
Pekerja menggergaji log kayu sengon menjadi menjadi produk papan sirap di sentra industri kayu olahan di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021). /Antara Foto-Destyan Sujarwoko-nz
Pekerja menggergaji log kayu sengon menjadi menjadi produk papan sirap di sentra industri kayu olahan di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021). /Antara Foto-Destyan Sujarwoko-nz

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kinerja produksi dan permintaan ekspor yang terus tumbuh, industri hilir kehutanan menghadapi tantangan cuaca buruk pada akhir tahun.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan potensi longsor dan banjir di penghujung tahun akan menghambat kayu log turun dari hulu ke hilir pada awal tahun ini. Hal itu seperti yang terjadi pada awal tahun ini, meski kemudian membaik pada pertengahan 2021.

"Prakiraan BMKG, pada November-Desember akan ada La Nina, hujannya di atas normal, berarti bisa longsor dan banjir dan akan ada kendala menurunkan log, padahal demand ekspor masih besar," kata Indroyono kepada Bisnis, Jumat (8/10/2021).

Pada awal tahun depan, kejadian yang sama diramalkan akan terulang meski dengan intensitas yang lebih ringan.

Menghadapi situasi tersebut, pengusaha hutan sebagian melakukan penimbunan kayu. Namun, penumpukan kayu tak bisa terlalu banyak karena akan berdampak pada jatuhnya harga. Selain itu, pengusaha juga mendasarkan analisis bisnisnya pada prakiraan cuaca BMKG.

"Setiap bulan kami lakukan analisis, kan ada ramalan [cuaca] enam bulan, tiga bulan, ada ramalam 10 hari. Itu menjadi penting sekali," katanya.

Adapun dalam sembilan bulan pertama tahun ini, produksi hutan alam mencapai 3,9 juta m3 atau tumbuh 19,7 persen secara year-on-year. Sedangkan produksi hutan tanaman tercatat sebesar 34,7 juta atau tumbuh 2,3 persen secara yoy.

Sementara itu, kinerja ekspor industri hilir kehutanan mampu tumbuh 28 persen pada Januari-September 2021, dengan nilai US$10,5 miliar dari periode sebelumnya sebesar US$8,1 miliar.

Industri hilir kehutanan diketahui terdiri atas sembilan produk yakni bangunan prefabrikasi, serpih kayu, furnitur kayu, kerajinan, panel, kertas, pulp, veneer, dan woodworking.

Meski belum menetapkan proyeksi kinerja untuk tahun depan, Indroyono optimistis produksi dan ekspor sektor hilir kehutanan terus akan tumbuh. Hal itu mengikuti tren bekerja dari rumah di pasar-pasar utama tujuan ekspor Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper