Bisnis.com, JAKARTA-Thai Lion, anak perusahaan Lion Air di Thailand,akan mengoperasikan sedikitnya 50 pesawat Boeing 737-900ER dalam 5 tahun mendatang, menyusul pengoperasian 10 pesawat serupa pada tahun depan.
Chief Executive Officer Thai Lion Mentari Co. Ltd. Capt. Darsito Hendroseputro mengatakan kehadiran Lion Air di Thailand untuk meraih peluang pertumbuhan pasar penerbangan berbiaya murah di Negeri Gajah Putih sebesar 30% per tahun.
"Kami akan merebut pasar yang tumbuh tersebut, bukan pasar dari maskapai lain," kata Darsito saat peninjauan dua pesawat anyar Boeing 737-900 ER yang baru tiba dari Seattle, AS, di Bandar Udara Don Muang, Bangkok, Jumat (1/11/2013).
Saat ini Thai Lion menunggu dikeluarkannya Airline Operation Certificate (AOC) dari otoritas penerbangan setempat, yang dijadwalkan diterima pada Senin (4/11/2013).
Setelah izin tersebut diterima, Thai Lion siap menerbangi rute Jakarta-Bangkok, Bangkok-Chang Mai, dan Bangkok-Kuala Lumpur pada akhir tahun ini. Kontribusi anak perusahaan yang baru ini diharapkan mencapai 10% terhadap pendapatan Lion Air
Mengenai dipilihnya Bandara Don Muang sebagai basis (home base) pesawat Thai Lion, Head of Public Relation Lion Group Leithen Francis mengatakan tempat tersebut akan dipertahankan sebagai bandara meskipun sudah ada bandara internasional yang baru. Malah terminal 2 yang sempat ditutup akan dibuka kembali.
"Bandara itu juga menjadi tempat pangkalan angkatan udara Thailand," kata Francis pada kesempatan yang sama.
Darsito mengungkapkan Thai Lion akan terbang juga ke India dan China pada tahun depan, karena banyak turis dari negara tersebut ke Thailand, disamping memperluas penetrasi di pasar domestik dengan melayani penerbangan ke Phuket dan Rajai
Dalam waktu dekat Thai Lion akan meraup peluang ramainya penumpang (peak season) pada periode Desember hingga Februari 2014.
"Kami akan promo besar-besaran dengan tema freedom to fly," kata Darsito dengan yakin.
Dia menjelaskan investasi penerbangan di Thailand relatif besar karena pemerintah setempat menetapkan modal minimal sebesar 200 juta bath atau sekitar Rp80 miliar untuk tahap awal.
Selain itu, investor asing seperti Lion Air hanya bisa memiliki saham maksimal 49% sesuai dengan UU di negara tersebut, sisanya dimiliki investor setempat. Namun Darsito tidak bersedia mengungkapkan identitas mitra usahanya karena mereka meminta untuk tidak disebutkan