Bisnis.com, JAKARTA— Buruh tetap menuntut KHL berdasarkan pada 84 komponen hidup layak. Buruh tetap menolak pengitungan UMP 2014 berdasarkan Inpres No.9/2013 tersebut dengan meminta penambahan komponen hidup layak dari 60 komponen menjadi 84 komponen.
Sementara itu, Dewan pengupahan DKI Jakarta akhirnya memutus angka hidup layak sebagai salah satu komponen penentu upah minimum 2014 pada angka Rp2,29 juta dengan mengacu 60 komponen hidup layak (KHL) sesuai ketentuan Inpres No.9/2013.
“Komponen penghitung kenaikan itu harus didasarkan pada daya beli masyarakat,” kata Muhammad Rusdi, Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Minggu (27/10/2013).
Rusdi mengatakan penambahan itu a.l komponen penyediaan kipas angin, jaket, minyak wangi, make up, televisi dan pulsa untuk mengakses informasi. Selain itu, banyak komponen yang sudah ditetapkan perlu direvisi rinciannya.
Selain itu, komponen perumahan yang harusnya 3 kamar/petak. Saat ini komponen perumahan hanya terhitung untuk satu kamar sewa. Komponen transportasi juga diminta dihitung lebih kompleks, bukan hanya untuk satu kali sarana untuk satu kali keberangkatan ke tempat kerja.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal menegaskan buruh tetap akan melakukan aksi mogok nasional. Aksi pemanasan jelang Mogok Nasional dimulai pada Senin 28 Oktober 2013. “Aksi ini akan diikuti 5.000 hingga 10.000 buruh di kawasan industri Pulo Gadung dan KBN Cakung dimana mereka akan melakukan mimbar bebas dan mogok, kata Said, Minggu (27/10).
Pada 28 Oktober aksi mogok juga dilakukan oleh buruh se-Bandung Raya. Aksi tersebut oleh lebih dari 50.000 buruh dengan pusat orasi di kantor Walikota Cimahi dan Bupati Bandung Barat.
Pada hari yang sama 28 Oktober juga jam 17.00 wib ada 3.000 buruh Karawang akan aksi konvoi dan konsolidasi di GOR Karawang. Di beberapa daerah dipastikan akan melakukan hal yang sama dengan jadwal mogok nasional pada 31 Oktober hingga 1 November di seluruh Indonesia.