Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Asean Akan Melambat

Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan kredit tahunan negara-negara Asia Tenggara diperkirakan mengalami tren melambat hingga 2015, seiring  dengan meningkatnya imbal hasil akibat dampak pengetatan kebijakan moneter AS.

Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan kredit tahunan negara-negara Asia Tenggara diperkirakan mengalami tren melambat hingga 2015, seiring  dengan meningkatnya imbal hasil akibat dampak pengetatan kebijakan moneter AS.

Charles Davis, Economic Advisor Institute of Chartered Accountants in England & Wales (ICAEW) mengatakan pertumbuhan Indonesia akan mengalami tekanan seiring rencana bank sentral AS menghentikan strategi kelonggaran kebijakan moneternya.
 
“Selama ini, negara Asia Tenggara terutama Indonesia, memperoleh keuntungan dari rendahnya tingkat suku bunga. Tapi hal ini akan berubah secara perlahan seiring pulihnya perekonomian AS,” jelasnya dalam siaran pers, Kamis (5/9).
 
Menurutnya, rendahnya tingkat suku bunga tersebut menyebabkan tingkat konsumsi dan peminjaman melonjak. Alhasil, meningkatnya daya beli masyarakat tersebut ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
 
Sejalan dengan itu, dia menilai bergejolaknya nilai tukar mengindikasikan ada kekhawatiran di kalangan penanam modal. Apalagi secara umum nilai mata uang di kawasan Asia Tenggara turun 6%-11%.
 
“Kami optimistis fundamental ekonomi kawasan Asia Tenggara yang kuat saat ini, tidak akan memicu kemelut nilai mata uang seperti pada 1990-an.,” katanya.
 
Sejalan dengan itu, pemerintah Indonesia juga telah memberi tanggapan terhadap tingkat suku bunga yang meningkat. Artinya, tanggapan tersebut merupakan indikasi adanya upaya melindungi nilai mata uang negara.
 
Kendati demikian, Davis justru menilai hal tersebut akan menimbulkan risiko menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi selama beberapa bulan mendatang.
 
Di sisi lain, dia juga menjelaskan melambatnya perekonomian Cina memberikan dampak terhadap perekonomian Asean. Seperti diketahui, China merupakan mitra dagang terbesar Asean, dan berperan besar terhadap pergerakan harga komoditas.
 
Mark Billington, Regional Director ICAEW menuturkan keunggulan jumlah populasi dari Thailand, Indonesia, Malaysia dan Filipina akan menjadi modal yang kuat di kawasan Asia Tenggara.
 
“Oleh karena itu, perlu adanya investasi dalam bentuk fisik maupun sumber daya manusia dalam meningkatkan produktivitas pekerja,” tuturnya.
 
ICAEW juga menilai negara-negara Asean perlu terus meningkatkan produktivitas dan pembelanjaan konsumen dalam negeri agar dapat mempertahankan pertumbuhannya mengingat negara-negara maju mulai mengurangi impor barang dari Asean.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper