Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Tetap, Pasar Obligasi Diprediksi Segera Rebound

Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,5% diyakini akan mendorong rally pasar obligasi domestik setelah dalam beberapa waktu lalu terus terkoreksi.

Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,5% diyakini akan mendorong rally pasar obligasi domestik setelah dalam beberapa waktu lalu terus terkoreksi.

I Made Adi Saputra, Analis Obligasi PT Nusantara Capital Securities, mengungkapkan walaupun pada penutupan perdagangan Kamis (15/8/2013).

Imbal hasil obligasi pemerintah acuan naik, ke depannya pasar berpotensi membaik. "Dari awal perdagangan cenderung harga SUN [surat utang negara] mengalami penurunan, akibat ekspektasi BI rate naik, ternyata tidak,” katanya, Kamis (15/8/2013).

Senada, Amir Dalimunthe, Debt Research Analyst PT Danareksa Sekuritas, menuturkan koreksi pasar terjadi akibat ekspektasi sebagian besar investor BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Menurutnya, efek dari keputusan BI ini baru dapat dilihat pada perdagangan Jumat (16/8/2013).

Data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA) memperlihatkan yield obligasi pemerintah acuan bertenor 10 tahun FR0063 naik 8 basis poin menjadi 7,90% pada penutupan perdagangan, Kamis (15/8/2013).

Sementara itu, imbal hasil surat utang negara acuan bertenor panjang 20 tahun melonjak 16 basis poin menjadi 8,32% dibandingkan dengan pencapaian pada hari sebelumnya yakni di level 8,16%.

“Kenaikan yield obligasi bertenor panjang ini mengindikasikan investor melakukan adjustment terhadap BI rate dan akan masuk kembali ke pasar,” papar Made.

Dia menuturkan keluarnya pengumuman BI rate yang terlalu sore, atau menjelang penutupan pasar, belum mampu menggerakkan pasar ke arah positif meskipun setelah keputusan tersebut jumlah penawaran yang masuk mulai meningkat.

Dengan kondisi ini, lanjutnya, investor melihat harga SUN dapat kembali naik walaupun masih terbatas, sehingga banyak pelaku pasar baik lokal maupun asing mulai masuk kembali untuk mengoleksi instrumen investasi tersebut.

“Saya menilai keputusan mempertahankan BI rate ini karena pemerintah ingin fokus menjaga pertumbuhan ekonomo,” katanya.

Keputusan ini, tuturnya, dapat membuat BI fokus dalam menjaga nilai tukar rupiah dan dapat mengurangi intervensi di pasar surat utang negara dengan menggenjot jumlah kepemilikannya beberapa waktu lalu.

Data Direktorat Jendral Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan memperlihatkan kepemilikan BI di surat berharga negara yang diperdagangkan hingga 13 Agustus 2013 mencapai Rp95,87 triliun. “Masih ada ruang buat investor untuk masuk karena akan ada lelang surat utang negara,” katanya.

Dengan keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan ini, dia memekirakan pemerintah tidak akan memberikan imbal hasil terlalu tinggi guna menyerap dana besar seperti pada lelang-lelang sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper