Bisnis.com, JAKARTA-- Proyek The Signature Tower di kawasan pusat bisnis Sudirman seperti yang direncanakan PT Danayasa Arthatama Tbk, anak usaha Artha Graha Network dinilai tidak akan mempengaruhi persaingan pasar perkantoran di Jakarta.
Manager Research and Consultancy Coldwell Banker Indonesia Meyriana Kesuma mengatakan tower yang bakal dinobatkan menjadi gedung tertinggi kelima di dunia itu memiliki karakter tersendiri sehingga akan diserap oleh target pasarnya.
"Persaingan ruang kantor tidak akan terlalu menonjol, karena dia [Signature Tower] punya prestis sebagai tower grade A, tentunya ada market tersendiri seperti perusahaan internasional yang ekspansi ke Indonesia," katanya kepada Bisnis, Senin (12/8/2013).
Dia menambahkan mungkin hanya sedikit perusahaan di CBD yang bakal pindah ke Signature Tower karena kebutuhan ruang yang lebih besar maupun untuk menciptakan image.Selain itu, katanya, harga sewa yang ditawarkan The Signature Tower tersebut akan lebih mahal dibanding ruang perkantoran di CBD lainnya.
"Kalau itu [Signature] terbangun sekarang mungkin harga sewanya sudah lebih US$35/m2/bulan, dan jika masuk pasar 2016 bisa saja lebih tinggi lagi, bergantung pada kondisi perekonomian kita," jelasnya.
Meyriana menambahkan jika gedung itu terbangun dengan tinggi yang fantastis yakni 638 meter, pertumbuhan pasokan ruang kantor di CBD pada 2016 diperkirakan mencapai lebih dari 100.000 m2.
"Ya pasti bakal menambah jumlah pasokan di kawasan CBD meski tidak sepesat [pertumbuhan kantor] di luar CBD," katanya.
The Signature Tower yang direncanakan memiliki 111 lantai itu akan difungsikan sebagai hotel super mewah, apartemen, ruang komersial dan ruang perkantoran premium.