Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dahlan Tunjuk BUMN Beli Peternakan Sapi di Australia

Bisnis.com, JAKARTA-- Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan segera menunjuk perusahaan milik negara yang akan membeli lahan seluas 1 juta hektare di Australia untuk dijadikan peternakan sapi."Saat ini dua BUMN, yaitu PT Pupuk Indonesia dan PT Rajawali

Bisnis.com, JAKARTA-- Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan segera menunjuk perusahaan milik negara yang akan membeli lahan seluas 1 juta hektare di Australia untuk dijadikan peternakan sapi.

"Saat ini dua BUMN, yaitu PT Pupuk Indonesia dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) masih bersaing untuk merealisasikan rencana tersebut. Kita akan pilih salah satunya, keputusannya minggu depan," kata Dahlan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (31/7/2013)

Menurut Dahlan, rencana tersebut harus segera direalisasikan agar masalah daging di Indonesia dapat diselesaikan dalam jangka menengah dan panjang.

Sebelumnya, Dahlan pernah menyampaikan ide agar BUMN membeli lahan di Australia untuk dijadikan lahan peternakan.

Rencananya lahan peternakan di negeri Kangguru tersebut akan digunakan untuk menghasilkan bibit sapi atau pedet, yang kemudian dikirim ke Indonesia untuk digemukkan.

Awalnya tiga BUMN yang menyatakan siap untuk membentuk konsorsium, yaitu Perum Bulog, PT Pupuk Indonesia dan RNI.

Namun Dahlan Iskan, lebih memilih untuk dilakukan oleh satu BUMN saja, karena jika bersama-sama akan butuh waktu lama akrena terkendala soal birokrasi di masing-masing perusahaan.

Pembelian 1 juta hektar lahan di Australia dalam jangka panjang dimaksudkan untuk menstabilkan harga daging sapi Indonesia yang saat ini masih berkisar Rp90.000-Rp100.000 per kilogram.

Dana yang dibutuhkan untuk pembelian lahan tersebut diperkirakan mencapai Rp300 miliar, di luar biaya pembelian bibit sapi.

Sementara itu, Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, siap melakukan ekspansi bisnis ke Australia jika Kementerian BUMN memberi izin.

"Kami sangat siap. Namun harus ada jaminan pemerintah berupa regulasi agar sapi pedet dan siap potong bisa dibawa ke Indonesia," ujarnya.

Ia menambahkan, jangan sampai kita sudah mengambil risiko bisnis, namun di dalam negeri soal kuota daging sapi belum "clear".

"Harus ada komitmen jangka panjang soal daging nasional," ujar Ismed. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper