Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Infrastruktur: Optimalkan Penyerapan Anggaran

Bisnis.com, JAKARTA—Meski pagu indikatif infrastruktur 2014 turun 2,71%, sejumlah ekonom menilai optimalisasi penyerapan anggaran infrastruktur lebih diutamakan dibandingkan alokasi anggaran infrastruktur.

Bisnis.com, JAKARTA—Meski pagu indikatif infrastruktur 2014 turun 2,71%, sejumlah ekonom menilai optimalisasi penyerapan anggaran infrastruktur lebih diutamakan dibandingkan alokasi anggaran infrastruktur.

Juniman, Kepala Ekonomi PT Bank International Indonesia Tbk, menilai penurunan anggaran infrastruktur tersebut cukup rasional mengingat kondisi perekonomian dalam negeri diproyeksikan melambat pada tahun ini akibat sentimen negatif dari faktor eksternal dan internal.

“Pertumbuhan ekonomi tahun ini kan diproyeksikan melambat, artinya penerimaan negara pun akan juga melambat. Jadi wajar lah jika turun, namun sepertinya anggaran infrastruktur dapat lebih besar, karena akan ada tambahan dari ruang fiskal sekitar Rp20 triliun,” ujarnya, Kamis (25/7/2013).

Kendati demkian, dia justru menyoroti penyerapan anggaran belanja infrastruktur pemerintah yang hingga saat ini belum optimal. Menurutnya, penyerapan anggaran infrastruktur hingga semester I/2013 hanya sekitar 20%.

Dia menambahkan permasalahan utama penyerapan anggaran infrastruktur dalam negeri disebabkan dari realisasi pembebasan lahan. Alhasil, perkembangan infrastruktur dalam negeri sejak 2000 yang lalu hingga sekarang cenderung stagnan.

“Seharusnya pemerintah belajar dari yang lalu-lalu. Kami harap kebijakan pembebasan lahan baik dari undang-undang maupun aturan teknis lebih dioptimalkan lagi, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat berkelanjutan,” jelasnya.

Seiring langkah pemerintah menggenjot infrastruktur dalam negeri, dia optimistis target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan berada di level 6,4%-6,6%.

Senada dengan diatas, Ryan Kiryanto, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk menjelaskan, penyerapan anggaran infrastruktur secara maksimal lebih penting untuk terealiasasi, sehingga mendongkrak daya saing dalam negeri dan investasi langsung kedepannya.

“Alokasi dana turun bukan masalah, tetapi yang terpenting bagaimana langkah pemerintah dalam mengeksekusi pembangunan infrastruktur. Kami optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan di level 6,4%-6,7%” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper