BISNIS.COM, JAKARTA-Rencana Perum Perhutani untuk membangun pabrik sagu di Papua pada Juli 2013 terpaksa mundur lantaran masih mengkaji teknologi power plant yang tepat.
Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukamananto mengatakan saat ini perusahaan belum memulai pembangunan pabrik sagu di Sorong Selatan, Papua.
"Belum dimulai, baru proses mau lelang pabriknya," ujar Bambang ketika dihubungi Bisnis, Senin (1/7/2013).
Pada Mei 2013, pembangunan pabrik sagu di Papua masih dalam proses perizinan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Adapun pembangunan fisik awalnya ditargetkan dapat terealisasi mulai Juli 2013.
"Mundur belum bisa bulan ini karena masalah dukungan infrastruktur dan teknologi power plant di daerah remote seperti Papua tidak mudah," tuturnya.
Saat ini, paparnya, Perhutani masih mengkaji pembangunan pembangkit listrik yang paling efisien. Pasalnya, teknologi yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan, terutama terkait suplai bahan bakar.
"Saya berharap September sudah bisa kami tentukan teknologinya seperti apa".
Kapasitas pabrik sagu di Papua diharapkan mencapai 3.000 ton per tahun.
Pabrik baru itu diproyeksi mampu menyerap 70 orang tenaga kerja. Sementara itu, investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik sagu di Papua diproyeksi mencapai Rp70 miliar-80 miliar.
Perhutani akan menjalin kemitraan dengan masyarakat untuk menyuplai bahan baku dan menggandeng Universitas Negeri Papua untuk menginventarisasi bibit sagu yang unggul dan memfasilitasi masyarakat dalam membangun kebun sagu.
Pembangunan pabrik sagu di Papua merupakan penugasan langsung yang diperintahkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan kepada Perum Perhutani dan PT Inhutani (Persero). Selain untuk meningkatkan kerja sama BUMN sektor kehutanan tersebut, pembangunan pabrik sagu diharapkan dapat mengurangi ancaman kekurangan pangan di Papua.