BISNIS.COM, JAKARTA- Cerahnya industri komestik pada tahun lalu diperkirakan tidak terulang pada tahun ini. Pelaku usaha memprediksi, Industri kosmetik tahun ini akan stagnan.
Presiden Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Nuning S. Barwa mengatakan tahun ini industri kosmetik tidak akan secerah tahun lalu. Pasalnya, banyak hal yang menjadi kendala di industri kosmetik untuk bisa tumbuh pesat.
“Mulai dari banyaknya peraturan baru, kemudian adanya sistem outsourcing, dan gejolak akibat penaikan harga bahan bakar minyak subsidi, ” kata Nuning ketika dihubungi Bisnis, Rabu (19/6/2013).
Pada akhir tahun lalu, pihaknya memprediksi penjualan produk kosmetik nasional tahun ini bisa mencapai Rp11,2 triliun atau tumbuh 10%-15% dibandingkan dengan penjualan tahun lalu yang mencapai Rp9,76 triliun.
Namun, saat ini dia tidak yakin target tersebut dapat tercapai. “Saya tidak bisa memprediksi berapanya, cuma memang beda dengan tahun lalu yang memang cerah, sekarang agak kurang cerah dengan adanya beberapa kendala itu,” tambahnya.
Menurutnya, peluang pasar kosmetik nasional sangat besar dengan jumlah penduduk mencapai 240 juta jiwa. Kondisi ini juga mendorong masuknya produk impor ke pasar dalam negeri. Oleh karena itu, industri kosmetik nasional harus bisa memenuhi kualitas dan kebutuhan konsumen yang diprediksi terus meningkat setiap tahun.
Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha dan Asosiasi (PPA) Kosmetika Putri K Wardani mengatakan pasar kosmetik dalam negeri masih cukup baik meskipun kinerja industri kosmetik pada kuartal I hampir sama keadaannya dengan industri lain yang mengalami stagnasi.
“Kuartal II diharapkan ada indikasi perbaikan kondisi,” katanya.