Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INVESTASI ASING: Realisasi Proyek Diprediksi Melamban

BISNIS.COM, JAKARTA--Meski masih mendominasi, realisasi penanaman modal asing (foreign direct investment/FDI) ke Indonesia diproyeksikan melambat dibandingkan tahun lalu seiring dampak lesunya ekonomi global.Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menuturkan

BISNIS.COM, JAKARTA--Meski masih mendominasi, realisasi penanaman modal asing (foreign direct investment/FDI) ke Indonesia diproyeksikan melambat dibandingkan tahun lalu seiring dampak lesunya ekonomi global.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menuturkan pada kuartal I/2013 investasi langsung yang berasal dari domestik maupun asing masih akan tumbuh positif. Namun, Anny mengakui akan ada koreksi pertumbuhan investasi langsung di bawah realisasi pada kuartal I/2012 yang tercatat tumbuh 32,8% dengan nominal mencapai Rp71,2 triliun.

"Ada penurunan sedikit, tetapi masih tetap tumbuh. Intinya, bagaimanapun menyiasati penurunan pertumbuhan PMA sebagai momentum untuk investasi domestik (PMDN)masuk ke sektor-sektor tesebut," ujar Anny di Kemenkeu, Jumat (19/04).

Berkaca dari struktur realisasi investasi langsung sepanjang 2012, kontribusi PMDN masih relatif rendah, yakni tercatat hanya 29,4%. Pada kesempatan tersebut, asing lebih gencar menanamkan modalnya di Indonesia dengan kontribusi sebesar 70,6% dari total investasi langsung 2012.

Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan salah satu indikasi penurunan investasi asing dapat terlihat pada penurunan impor barang modal yang sudah terjadi sejak November 2012 sampai Februari 2013.

Berdasarkan data BPS, impor barang modal pada Desember 2012 mencapai US$3,01 miliar, turun menjadi US$2,63 miliar pada Januari 2013 dan kembali turun tipis menjadi US$2,55 miliar pada Februari 2013.

"Ini sudah menjadi perhatian Bank Indonesia dan Bank Dunia karena dikawatirkan investasi bisa menurun dan menyebabkan perlambatan ekonomi," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Sabtu (20/04).

Lana menduga sektor berbasis komoditas perkebunan dan mineral cenderung mengalami perlambatan investasi lantaran koreksi harga di pasar internasional.

"Kemungkinan di sektor berbasis komoditas seperti batubara, mineral, CPO dan yang terkait dengan alat berat untuk sektor tambang dan perkebunan. Karena harga komoditas dan mineral masih turun," tuturnya.

Senada dengan Lana, Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy memproyeksikan terjadinya perlambatan investasi langsung pada kuartal I dan II/2013. Alasannya, imbuh Leo, karena dua leading indikator utama menunjukkan tren yang menurun. Indikator tersebut yakni impor bahan baku/penolong dan kredit investasi.

"Pada kuartal IV/2012 kredit investasi tumbuh 30%. Tahun ini sampai Februari tumbuhnya 25%, ini cukup tinggi, tapi trennya turun," tutur Leo ketika dihubungi Bisnis, Sabtu (20/04).

Hal ini merupakan indikasi bahwa perlambatan ekonomi global sudah merembet dan berdampak pada sektor perdagangan Indonesia, tetapi juga terhadap arus investasi asing langsung.

"Yang melambat itu lebih banyak terjadi pada sektor export oriented. Misalnya sektor tambang, karena impor mesin dan alat pertambangan itu turun," katanya.

Lebih lanjut, Leo memproyeksikan arus penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada 2013 akan mengalami sejumlah tekanan.

Dampak negatif tersebut, lanjutnya, a.l. berasal dari kenaikan upah minimum regional (UMR), perampingan tenaga kerja, dan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) untuk industri.

"PMDN kalau dilihat pasti kena dampak perlambatan ekonomi, tetapi implikasinya akanl lebih besar di kuartal II/2013," imbuhnya. (if)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper