Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepatu Bata (BATA) Fokus Bisnis Ritel Usai Pabrik di Purwakarta Tutup

BATA kini tak lagi memproduksi sepatu, melainkan mengalihkan bisnis menggarap pasar ritel.
Koleksi sepatu Bata/Istimewa
Koleksi sepatu Bata/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA- Penutupan pabrik sepatu bata di Purwakarta tak serta merta menutup bisnis keseluruhan yang telah dibangun PT Sepatu Bata Tbk (BATA) sejak 1931 atau 14 tahun sebelum era proklamasi RI.

Manajemen sepatu Bata memastikan berhentinya lini manufaktur tersebut merupakan upaya untuk fokus pada bisnis retail untuk mengembalikan kinerja bisnis dan penjualan yang beberapa tahun terakhir terkontraksi.

Adapun, hal ini diungkapkan manajemen yang diwakili Hatta Tutuko, Ahmad Danial, dan Prima Andhika Irawati ketika bertemu dengan pejabat Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Rabu (8/5/2024).

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan penutupan pabrik berkaitan dengan strategi bisnis yang dilakukan dalam rangka refocusing pada lini penjualannya (store).

"Direksi menyampaikan, dalam rangka efisiensi dan memperhatikan tren pasar yang cepat dan bervariasi, maka PT Sepatu Bata Tbk fokus pada pengembangan produk dan desain yang memenuhi selera pasar," ujar Adie.

Menurut dia, hal ini juga merupakan langkah perusahaan merek sepatu asal Ceko itu menghadapi persaingan industri sepatu di dalam negeri.

Adapun, pabrik di Purwakarta hanya bagian kecil dari keseluruhan bisnis perusahaan, demikian juga dari sisi produksi, masih sangat kecil jika dibandingkan dengan produsen sepatu lainnya.

"Karenanya, menurut manajemen, penutupan pabrik Purwakarta merupakan langkah paling realistis," imbuhnya.

Dalam pertemuan tersebut, manajemen PT Sepatu Bata Tbk juga berjanji strategi bisnis ini tetap menjamin produk yang dijual masih bersumber dari produsen dalam negeri yang selama ini bekerja sama dengan mereka, seperti PT Prestasi Ide Jaya dan 6 pabrik lainnya.

Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan sekaligus meningkatkan juga produksi di 7 pabrik tersebut. Dengan demikian, meski pabrik ditutup maka jumlah sepatu produksi dalam negeri yang dipasarkan oleh sepatu Bata secara agregat tetap sama dan akan ditingkatkan.

"Selain itu, pekerja di usia produktif yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan dialihkan ke pabrik sepatu lain di sekitar Purwakarta," ujarnya.

Kemenperin menilai langkah yg diambil oleh PT Sepatu Bata Tbk untuk menutup pabrik  dianggap kurang tepat, karena saat ini kondisi industri sepatu nasional tumbuh terus dengan kebijakan pengendalian terhadap impor barang jadi (konsumsi) dan jaminan bahan baku. 

Pemerinah berharap setelah kondisi perusahaan membaik, suatu saat perusahaan bisa membuka kembali pabriknya di Indonesia dengan kapasitas yang lebih besar.

Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena inefisiensi produksi dan produk yang tidak memenuhi selera konsumen, sehingga memilih untuk lebih fokus pada lini bisnis retail.

 "Dari data yang ada, pabrik Sepatu Bata sebelum penutupan hanya menyisakan 233 orang karyawan dan produksi yang hanya 30% dari kapasitas," jelasnya.

Di sisi lain terjadi juga penurunan produksi di pabrik tersebut, dari sebelumnya 3,5 juta pasang pada 2018, menurun menjadi 1,15 juta pasang sepanjang 2023.

Dampaknya, BATA mengalami peningkatan kerugian setiap tahun, terus menurunnya nilai aset, menurunnya ekuitas, serta liabilitas yang terus meningkat.

 Sementara, penjualan Bata melalui toko-toko yang dimilikinya dalam dua tahun terakhir cenderung mengalami perbaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper