Bisnis.com, KARAWANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pemerintah akan memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI).
Hal ini disampaikannya usai meninjau harga komoditas bersama dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan di Pasar Baru Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/5/2024).
“Ya terus dong, ya diperpanjang. Hanya kami ini memang masih berhitung mengenai dikenakan berapa” ujarnya kepada wartawan.
Jokowi mengatakan bahwa perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga tersebut dilakukan untuk menghargai upaya Freeport dan PT Amman Mineral Industri dalam memenuhi komitmen mereka untuk melakukan hilirisasi dengan membangun smelter di dalam negeri.
“Tetapi yang patut juga kami hargai Freeport maupun Amman itu telah membangun smelter dan sudah selesai hampir 100%. Kami selalu ikuti kok [perkembangannya], mingguannya kami ikuti pembangunan sampai berapa persen, berapa persen,” imbuhnya.
Presiden ke-7 RI itu kembali menekankan bahwa mengenai perpanjangan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga akan dikembalikan kepada kementerian yang bersangkutan, salah satunya Kementerian Perdagangan.
Baca Juga
“Ya, tetapi itu urusannya Pak Menteri Perdagangan. Tapi saya kira dengan selesainya smelter itu menunjukkan keinginan kuat mereka untuk hilirisasi, untuk downstreaming di dalam negeri. Saya kira itu bagus sekali dan itu harus dihargai lho,” pungkas Jokowi.
Menurut catatan Bisnis, Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut bahwa negara bisa kehilangan pendapatan hingga US$2 miliar atau sekitar Rp31,7 triliun (asumsi kurs Rp15.872 per US$) bila izin ekspor konsentrat tembaga Freeport tidak diperpanjang hingga Desember 2024.
Berdasarkan laporan Freeport-McMoRan Inc. (FCX) kuartal III/2023, izin ekspor konsentrat tembaga PTFI sebesar 1,7 juta metrik ton yang diperoleh pada 24 Juli 2023, hanya berlaku hingga Mei 2024. Freeport menjadi salah satu perusahaan yang mendapat relaksasi kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah yang diterapkan per 10 Juni 2023.
Belakangan Freeport melobi pemerintah untuk memperpanjang relaksasi ekspor konsentrat tembaga tersebut sampai Desember 2024. Hal ini lantaran smelter baru Freeport di Gresik, Jawa Timur diklaim membutuhkan waktu untuk dapat berproduksi dengan kapasitas penuh setelah commisioning pada Mei 2024.
“Ya, kan kalau kita enggak bisa ekspor [karena tidak perpanjang izin], maka penerimaan negara juga akan berkurang kira-kira US$2 miliar dengan harga sekarang. Itu sekitar Rp30 triliun berkurangnya, dalam kurun waktu Juni sampai Desember,” ujar Tony di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (28/3/2024).