Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong keluarnya izin perpanjangan relaksasi ekspor bagi PT Freeport Indonesia (PTFI).
Adapun, izin ekspor konsentrat tembaga yang berlaku saat ini bagi Freeport hanya berlaku hingga 31 Mei 2024.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa pihaknya sedang membuka pembicaraan dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait dengan izin eskpor ini.
“Yang penting kita akan commit dengan target commercial operation date (COD) dulu, setelah COD nanti kita akan minta assesment dari Kementerian ESDM untuk berikan license kapan kita boleh mulai ekspor,” kata Tiko sapaan akrabnya saat ditemui setelah acara Bisnis Indonesia BUMN Forum 2024 di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Tiko menyampaikan bahwa pihaknya terus mendorong agar izin eskpor bagi Freeport kembali diperpanjang oleh pemerintah.
Salah satu cara yang dilakukan, kata Tiko adalah pihak meyakinkan ESDM bahwa pihaknya sudah maksimal dalam melakukan pembangunan smelter.
Baca Juga
“Insyallah [smelter Gresik] bisa selesai di Mei ini dan mulai operasi dan nanti kita bicara lagi kapan kita boleh izin ekspor lagi,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, EVP External Affairs PTFI, Agung Laksamana, mengatakan perseroan telah mengajukan permohonan izin relaksasi ekspor ke pemerintah selepas tenggat yang direncanakan pada Mei 2024.
Agung beralasan smelter tembaga PTFI di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik (Jawa Timur) baru bisa mencapai kapasitas penuh (ramp-up) pada Desember 2024.
“Dengan demikian, konsentrat tembaga yang telah diproduksi tidak bisa serta merta langsung diserap penuh oleh smelter baru tersebut,” kata Agung.
PTFI membuka kemungkinan penurunan kapasitas produksi sekitiar 40% pada RKAB 2024 seiring dengan tenggat relaksasi ekspor konsentrat yang diputus Mei tahun ini. Penyesuaian produksi itu dilakukan lantaran daya tampung atau input smelter yang masih terbatas saat itu.
“Aktivitas penambangan akan mengikuti target yang telah disepakati pemerintah, dengan selalu mengedepankan sustainable safe production,” kata Agung.
Adapun, Kementerian ESDM telah menyetujui target produksi PTFI sebesar 1,4 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounces emas tahun ini.
Lewat persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) PTFI periode 2024 sampai dengan 2026, rencana produksi bijih dipastikan terus tumbuh tiga tahun mendatang.
Berdasarkan data Minerba, rencana produksi ore dari PTFI pada 2024 dipatok di level 63,16 juta ton. Selanjutnya, rencana produksi bijih PTFI pada 2025 dan 2026 masing-masing ditetapkan sebesar 77,52 juta ton dan 79,12 juta ton.