BISNIS.COM, JAKARTA--Rencana Bulog melakukan impor kedelai bakal terealisasi di kuartal terakhir tahun ini.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan realisasi impor baru bisa dilakukan di Oktober karena menggunakan sistem hedging.
"Kedelai kan belinya tidak bisa pembelian spot, tapi hedging. Dari musim panen yang lalu, barangnya sudah habis sekarang, jadi harus tunggu musim panen berikutnya," ujarnya Jumat (5/4/2013).
Soetarto menambahkan musim panen kedelai berikutnya baru akan terjadi pada September. Dengan demikian, realisasi impor baru bisa dilakukan Oktober.
Adapun jumlah kedelai yang akan diekspor, lanjutnya, berkisar 40.000--50.000 ton per bulan. Sementara itu, harga pembelian diperkirakan mencapai US$600 per ton.
"Jadi kebutuhan dana untuk impor sekitar US$90 juta," ujarnya.
Bulog, lanjutnya, telah melakukan pembicaraan degan beberapa negara pengekspor kedelai. Negara potensial yang bakal menjual kedelainya ke Indonesia yakni Amerika Serikat dan Myanmar.
"Minggu lalu saya baru saja berdiskusi dengan eksportir Amerika. Kami juga sudah melakukan pembicaraan dengan eksportir asal Myanmar," ungkapnya. (LN)