BISNIS.COM, BANDUNG-—PT Bellaputra Intiland, pengembang perumahan Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, optimistis pembangunan Koridor Bandoeng Tempo Doeloe (KBTD) akan mampu meningkatkan penjualan perumahan di kawasan tersebut.
Marketing Manajer Kota Baru Parahyangan Raymond Hadipranoto mengatakan saat ini pihaknya telah membangun 150 unit Koridor Bandoeng Tempo Doeloe yang meliputi rumah dan ruko. Pengembangan ini disambut baik dan diminati oleh masyarakat.
"Tipe rumah ini mengahadirkan heritage yang bisa membuat orang yang melihat dan tinggal didalamnya serasa melakukan nostalgia dan romantisme dengan Bandung masa lalu yang dikenal sebagai Parijs van Java," katanya, kepada Bisnis, Kamis (4/4/2013).
Menurutnya sejak awal pihaknya membangun beberapa unit, karena direspon baik konsumen maka pihaknya menambah jumlah tipe tersebut.
Kini, pihaknya telah menyelesaikan seluruh pembangunan rumah yang awalnya dijual seharga Rp900 juta sekarang sudah melesat Rp3,8 miliar itu.
Dengan kata lain, pembangunan rumah koridor Bandong Tempo Doeloe ini bisa menjadi bukti kepada semua pihak bahwa mempertahankan bangunan heritage itu bisa mendatangkan nilai ekonomi.
Sehingga tidak ada salahnya, apabila bangunan heritage itu tetap dipertahankan bukan justru dimusnahkan.
General Manager PT Bellaputra Intiland Ryan Brasali menambahkan utilisasi lahan yang dimiliki Kota Baru Parahyangan baru mencapai 20% dari total 1.250 hektare.
Sedangkan jumlah hunian yang telah dibangun menembus 3.000 unit yang telah dihuni 2.200 kepala keluarga (KK).
"Setiap tahun ada 400-300 KK yang masuk ke Kota Baru. Dengan kata lain jumlahnya terus meningkat," ujarnya.
Karena masih banyak lahan yang kosong tersebut, pihaknya memprediksi 20 tahun kemudian kawasan perumahan terpadu yang berlokasi dekat pintu tol Padalarang ini akan penuh oleh penghuninya.
Layaknya sebuah kota yang ramai dan hidup, pihaknya tidak hanya fokus menyediakan tempat tinggal, tetapi juga sudah menghadirkan pusat-pusat komersil, olahraga, otomotif, hiburan dan lain sebagainya.
Sehingga Kota Baru Parahyangan akan tetap memiliki daya tarik bagi semua orang.
"Kalau untuk rumah sakit, sekolah kan sejak awal juga sudah ada. Sentra bisnis ini yang terus akan kami kembangkan. Jadi, untuk saat ini masih fokus menggarap Kota Baru dulu dan belum berfikir ekspansi pada bisnis lainnya," ujarnya.
Sedangkan saat disinggung mengenai terjadinya buble dalam bisnis properti akibat meningkatnya harga properti dalam waktu dua-tiga tahun, dirinya mengaku sama sekali tidak khawatir dengan prediksi tersebut.
"Karena konsumen yang membeli rumah di kami 80% tidak membayar via bank kecuali cicilannya. Disamping itu juga, backlog mencapai 250.000 unit sementara yang tersedia 800.000 unit. Jadi masih aman," ujarnya.
Sedangkan saat disinggung mengenai upaya menggenjot penjualan produk, Raymond mengungkapkan pihaknya memiliki strategi soft dan hard selling. Untuk soft sellingnya pihaknya secara rutin menyelenggarakan agenda yang mengusung tema sejarah, pendidikan dan budaya.
"Dalam setahun kami bisa menyelenggarakan 20 event kegiatan. Hasilnya tidak bisa dilihat dari hari ini saja pada penjualan, karena apa yang telah kami lakukan secara konsisten dan berkesinambungan sejak beberapa waktu lalu. Sedangkan hard selling promo penjualan," ujarnya.
Salah satu upaya untuk memaksimalkan penjualan produk Koridor Bandoeng Tempo Doeloe adalah dengan menyelenggarakan kembali event Festival Bandoeng Baheula.
Lewat festival ini sejarah perkembangan Kota Bandung diimplementasikan dalam penerapan konsep Garden City dalam beberapa gaya arsitektur a.l arsitekrur Victoria di tatar Pitaloka, Art Deco di tatar Jingganagara, Hotel Maon Pine dan Bandoeng Tempo Doeloe.(k6/yop) Foto: Ilustrasi