Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GAS ALAM: Indonesia Bakal Sulit Peroleh LNG Murah

BISNIS.COM, JAKARTA -- Indonesia sulit mendapatkan gas alam cair (LNG) dengan harga murah dari negara lain.Kepala Komunikasi SKK Migas Agus Budiyanto mengatakan harga LNG akan mencapai US$13-US$15 per MMbtu. Menurutnya, meskipun Amerika Serikat kelebihan

BISNIS.COM, JAKARTA -- Indonesia sulit mendapatkan gas alam cair (LNG) dengan harga murah dari negara lain.

Kepala Komunikasi SKK Migas Agus Budiyanto mengatakan harga LNG akan mencapai US$13-US$15 per MMbtu. Menurutnya, meskipun Amerika Serikat kelebihan pasokan dan berencana melakukan ekspor, harga LNG masih terbilang mahal.

“Amerika dan Australia kan dekat (secara diplomatik), bila ekspor besar-besaran, akan membuat harga di Australia itu jatuh. Jadi, Amerika pasti akan mempertimbangkan kalau mau ekspor banyak. Di Australia, proyek migas secara umum mahal sekali,” ujarnya, Rabu (6/3).

Dia menjelaskan BUMN migas seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk juga berencana melakukan impor gas untuk memenuhi kebutuhan terminal penerimaan regasifikasi unit (floating storage regasification unit/FSRU). Namun, LNG dengan harga murah sulit didapat.

“Kita juga susah, Pertamina atau PGN cari LNG harga murah di luar, tapi ternyata mahal,” tambahnya.

Presiden Direktur Nusantara Regas Hendra Jaya meminta kepada pemerintah agar Nusantara Regas bisa mendapatkan tambahan pasokan gas untuk dipasok ke Industri. Meski begitu, pihaknya tetap akan memprioritaskan kebutuhan PLN (dipasok melalui FSRU Jawa Barat).

Secara korporat melalui PT Pertamina (Persero), pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan operator di Lapangan Jangkrik, IDD Chevron dan Blok Masela untuk mendapatkan pasokan tambahan.

Hanya saja paling cepat ENI baru beroperasi akhir 2016. Jadi baru dapat tambahan setelah 2017. Kemudian, dari proyek IDD baru bisa masuk 2017-2018 dan Masela 2018-2019.

Dengan begitu, tantangan perusahaan adalah bagaimana perusahaan bisa mendapatkan LNG sebelum proyek-proyek tersebut memasok gas. Saat ini pihaknya sudah menyiapkan beberapa opsi, salah satunya adalah melakukan impor.

“Tapi tetap kita lihat komersialnya. Harga LNG kita masih lebih murah dari harga ke luar. Kita bisa saja beli dengan harga tinggi di spot. Tapi sisi komersialnya, apakah bisa sesuai dengan pembeli kita. “ (bas)(Foto:timrileylaw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Others
Sumber : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper