Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik volume ekspor biodiesel ke Uni Eropa (UE) tumbuh stabil 6,7% sepanjang tahun ini, menyusul putusan panel Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) yang memenangkan Indonesia dalam sengketa biodiesel.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan bahwa target itu dibidik sesuai dengan rata-rata pertumbuhan ekspor biodiesel Indonesia ke UE dalam 4 tahun terakhir.
"Proyeksi ekspor, tentunya kita mengharapkan ekspor biodiesel kita tetap tumbuh ada di 6,7%. Itu angka rata-rata di dalam 4 tahun terakhir. Ya kalau bisa ke depannya kita pertahankan segitu atau lebih baik, itu tambah bagus," jelasnya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis (28/8/2025).
Meski demikian, Bris memberi sinyal bahwa upaya mendorong pertumbuhan ekspor biodiesel itu bakal sedikit berat diimplementasikan. Alasannya, kebutuhan biodiesel dalam negeri saat ini terus mengalami peningkatan.
Dia juga memberikan gambaran, proyeksi kebutuhan biodiesel dalam negeri untuk menjalankan program B40 sampai 2025 akan mencapai 15,6 juta kiloliter, sedangkan pada 2024 saja produksi biodiesel Indonesia tercatat hanya ada di level 13,9 juta kiloliter.
"Ya kecuali kita produksi biodieselnya bisa luar biasa ya, mungkin angkanya bisa dipertahankan. Tapi setidaknya kalau kita lihat angka 6,7% dalam beberapa tahun terakhir itu ya kita berharap itu bisa dipertahankan," tambahnya.
Baca Juga
Sementara itu, mengacu data Kemendag, kinerja ekspor biodiesel Indonesia memang cukup fluktuatif. Bahkan, terdapat penurunan volume ekspor pada kurun waktu 2020 - 2021 yang dipengaruhi oleh implementasi kebijakan countervailing duties (CVD) UE dan juga terdampak sentimen Pandemi Covid-19.
Khusus untuk pasar UE, posisinya pada periode 2020 hingga 2024 tumbuh di angka 6,7% dengan rata-rata nilai ekspor US$319,7 juta.
Adapun, bila mengacu pada catatan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), pada periode tahun 2009-2022, volume ekspor biodiesel Indonesia meningkat dari 70.000 kiloliter menjadi 419.000 kiloliter.
Mengacu pada data tersebut, Uni Eropa menyerap porsi pasar terbesar yakni 40%, disusul China 29%, Amerika Serikat 11%, Malaysia 9%, dan Singapura 6%.