Bisnis.com, JAKARTA — Tentara Nasional Indonesia (TNI) menargetkan konstruksi Jalan Trans Papua yang dicanangkan sejak era Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal rampung pada masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Kristomei Sianturi menjelaskan tantangan konstruksi Trans Papua yang telah berlangsung selama belasan tahun. Hal itu terjadi lantaran terkendala masalah medan hingga adanya keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Papua.
"Papua itu jangan [dibayangkan] seperti Jawa. Aksesnya juga susah. Untuk mentransportasikan barang dari tempat ke tempat lain juga susah. Jalannya belum ada dimulai dari nol, pembangunannya dari nol. Jadi kalau kita memikirkan, wah kok lama amat ya, sekali-sekali coba jalan-jalan ke Papua," tegasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Senin (21/7/2025).
Sayangnya, Kristomei tidak merinci sejauh apa progres konstruksi Trans Papua hingga saat ini. Hanya saja, dia memastikan bahwa pembangunan Trans Papua tersebut ditarget dapat rampung pada periode kepemimpinan Prabowo Subianto.
"Ya pasti dong, optimis dong [rampung era Prabowo] yang namanya perencanaan itu kalau tidak optimis ya nggak selesai. Ini harus optimis dulu, baru kita bagaimana supaya pekerjaan itu bisa diselesaikan," ujarnya.
Sebelumnya, konstruksi Trans Papua ini memang dijalankan TNI bersama dengan Badan Usaha PT Hutama Karya (Persero) atau HK. Di mana, Jalan Trans Papua ruas Jayapura-Wamena segmen Mamberamo-Elelim di Provinsi Papua Pegunungan memiliki nilai kontrak mencapai Rp3,3 triliun.
Baca Juga
Proyek jalan trans papua Mamberamo-Elelim ini digarap oleh konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Berdasarkan catatan Bisnis, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengatakan bahwa proyek ini sebelumnya telah dikaji sejak pencarian pasar terhadap proyek KPBU Trans Papua pada 6 September 2022 lalu dengan nilai investasi atau Capital Expenditure (CAPEX) mencapai Rp3,3 Triliun serta skema pengembalian yang akan digunakan berupa availability payment.
“Proyek ini akan memiliki masa konsesi selama 15 tahun yang terdiri dari 2 tahun masa konstruksi dan 13 tahun masa pemeliharaan,” ujar Adjib.
Sebagai informasi, proyek KPBU Trans Papua ini merupakan jalur transportasi utama logistik dari Jayapura menuju Wamena dengan panjang 50,14 km.
Adapun lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain penanganan jalan, jembatan, perbaikan lereng dan tebing serta pembangunan fasilitas penimbangan.
“Proyek ini akan menjadi langkah besar dalam upaya pengembangan infrastruktur di Papua dan diharapkan dapat membawa dampak signifikan di wilayah tersebut,” pungkasnya.