Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat mencatat lonjakan tajam penerimaan bea masuk, menembus US$100 miliar atau sekitar Rp1.628 triliun untuk pertama kalinya dalam satu tahun fiskal. Capaian ini didorong oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang semakin agresif terhadap mitra dagang utama AS.
Mengutip Reuters, Rabu (17/7/2025), Departemen Keuangan AS menyebutkan bahwa penerimaan bea masuk pada Juni 2025 mencapai rekor tertinggi sebesar US$27,2 miliar secara bruto dan US$26,6 miliar secara neto. Angka ini melonjak hampir empat kali lipat dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Kenaikan tajam ini turut menyumbang pada kejutan surplus anggaran federal sebesar US$27 miliar pada bulan Juni, berbalik dari defisit sebesar US$71 miliar yang tercatat pada Juni 2024.
Sepanjang kuartal II/2025, pendapatan bea masuk AS tercatat melonjak ke rekor US$64 miliar, naik US$47 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara kumulatif, dalam sembilan bulan pertama tahun fiskal 2025, penerimaan bea masuk bruto telah mencapai US$113,3 miliar, dengan nilai neto sebesar US$108 miliar, hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan capaian ini, bea masuk kini menjadi sumber pendapatan keempat terbesar bagi pemerintah federal, setelah pajak penghasilan individu yang dipotong langsung (US$2,68 triliun), pajak penghasilan individu non-potong (US$965 miliar), dan pajak korporasi (US$392 miliar).
Baca Juga
“Ini bukti nyata bahwa kita sedang memetik hasil dari agenda tarif Presiden Trump,” ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam pernyataan di platform X.
Bessent juga mengklaim bahwa lonjakan penerimaan dari tarif ini tidak menimbulkan tekanan inflasi, sebuah poin yang selama ini menjadi kekhawatiran utama pasar dan pelaku industri.
Berpotensi Capai US$300 Miliar
Besent menyebut pemerintah berpotensi mendapat penerimaan bea masuk sebesar US$300 miliar dari kebijakan tarif impor yang dikeluarkan Presiden Donald Trump.
Melansir Reuters pada Rabu (9/7/2025), Bessent menyebut penerimaan bea masuk dari kebijakan tarif telah mencapai sekitar US$100 miliar sepanjang tahun fiskal 2025. Dia memperkirakan penerimaan tersebut akan melonjak menjadi US$300 miliar hingga akhir tahun.
Bessent menyampaikan, lonjakan pendapatan tarif sebagian besar mulai terealisasi pada kuartal II/2025, setelah Trump memberlakukan tarif universal sebesar 10% atas seluruh impor AS, serta menaikkan bea masuk untuk baja, aluminium, dan otomotif.
“Jadi, kami memperkirakan totalnya bisa melewati US$300 miliar pada akhir tahun,” ujarnya dalam rapat kabinet di Gedung Putih.
Menurut juru bicara Departemen Keuangan AS, proyeksi tersebut mengacu pada akhir tahun kalender 2025, yakni 31 Desember, bukan pada akhir tahun fiskal pemerintah AS yang jatuh pada 30 September 2025.
Apabila target US$300 miliar tercapai, maka penerimaan tarif akan mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa bulan ke depan. Hal tersebut juga mengindikasikan adanya peningkatan tarif secara signifikan dan menyeluruh terhadap berbagai produk impor.