Bisnis.com, PARIS - Adik Presiden Prabowo Subianto sekaligus Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Hashim Djojohadikusumo menilai kesepakatan dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) akan sangat menguntungkan eksportir sawit Tanah Air.
Hashim memberikan bocoran bahwa dalam kesepakatan dagang tersebut, sawit asal Indonesia dipastikan tidak akan dikenakan denda, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut terkait hal ini.
"Eksportir kelapa sawit akan sangat-sangat diuntungkan dengan perjanjian itu. Saya tidak berhak untuk memberikan detail, tapi pertama, kelapa sawit tidak dikenakan sanksi, tidak dikenakan penalti atau denda," ujar Hashim di Paris, Prancis, Selasa (15/7/2025).
Menurutnya, komoditas sawit Indonesia sangat dibutuhkan oleh industri di 27 negara Uni Eropa. Misalnya, produk-produk seperti sampo, sabun hingga makanan banyak yang menggunakan kelapa sawit sebagai bahan baku.
Untuk itu, Indonesia dan Uni Eropa telah menyepakati sejumlah hal terkait perdagangan sawit tersebut. Hashim menyebut, Presiden Prabowo Subianto juga telah setuju terhadap beberapa syarat yang diminta Eropa.
"Pemerintah Indonesia diminta beberapa hal dan Pak Prabowo sudah setuju. Nanti detailnya disampaikan Pak Airlangga [Menko Perekonomian] dan menteri perdagangan," tutur Hashim.
Baca Juga
Selain sawit, Hashim menyebut nantinya juga terdapat produk hasil pertanian Indonesia yang akan dikenai bea masuk 0% dengan diimplementasikannya IEU-CEPA.
Adapun, setelah melalui 19 putaran perundingan selama lebih dari 1 dekade, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan menyelesaikan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa atau IEU-CEPA.
Kesepakatan tersebut diyakini akan menjadi pintu masuk besar bagi produk ekspor unggulan RI seperti kelapa sawit, kopi, kakao, tekstil, hingga otomotif, untuk masuk ke pasar Uni Eropa dengan tarif 0%.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan seluruh pokok pembahasan IEU-CEPA telah rampung.
“IEU—CEPA ini kita sudah berunding masuk tahun ke-10, lebih dari 19 putaran. Namun seluruh isunya akan selesai dan ini tentu merupakan sebuah milestone baru di tengah situasi ketidakpastian,” kata Airlangga dalam keterangan pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).
Presiden RI Prabowo Subianto turut menyampaikan bahwa IEU-CEPA membuka peluang bagi penghapusan tarif impor secara menyeluruh untuk produk kedua belah pihak. Meski begitu, ia menekankan proses ratifikasi tetap akan memakan waktu karena memerlukan harmonisasi lintas sektor.
"Ini sebetulnya nanti adalah menjadi free trade agreement. Hampir semua tarif kita sudah selesai, hampir semuanya 0% di antara kita," ujarnya di Brussel, Belgia, Minggu (13/7/2025).
Presiden ke-8 RI itu menyebut Uni Eropa adalah pasar yang sangat besar. Dengan penduduk 460 juta lebih, total produk domestik bruto (PDB) blok negara-negara Eropa itu dan perdagangannya juga sangat besar.
Adapun sebelum IEU-CEPA, produk Indonesia ke Uni Eropa masih dikenakan tarif yang bervariasi, tergantung pada kebijakan masing-masing negara anggota.
Untuk produk pertanian dan pangan, tarif impor yang dikenakan Uni Eropa berada di kisaran 10% hingga 20%. Sementara itu, barang-barang manufaktur seperti tekstil dan alas kaki dikenakan bea masuk antara 5% hingga 15%. Adapun produk dari sektor industri berat dan kimia, tarifnya dapat mencapai 10%. (Denis Riantiza Meilanova)