Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi AS Diramal Menanjak seiring Dampak Tarif Trump ke Konsumen Mulai Terasa

Inflasi AS diperkirakan meningkat lebih cepat pada Mei 2025 imbas dampak tarif Trump mulai terasa di kalangan konsumen.
Warga Amerika Serikat sedang berbelanja di supermarket milik Amazon./ Dok. REUTERS.
Warga Amerika Serikat sedang berbelanja di supermarket milik Amazon./ Dok. REUTERS.

Bisnis.com, JAKARTA - Konsumen di AS diprediksi mengalami inflasi yang sedikit lebih cepat pada bulan Mei tahun ini, terutama untuk barang dagangan, karena para produsen secara bertahap mengenakan bea masuk yang lebih tinggi.

Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (8/6/2025), harga barang dan jasa, tidak termasuk biaya makanan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3% pada bulan Mei, tertinggi dalam empat bulan, menurut survei Bloomberg terhadap para ekonom. Pada April, indeks harga konsumen inti (core consumer price index) naik 0,2%.

Indeks harga konsumen inti, yang dianggap sebagai indikator inflasi yang lebih baik, diperkirakan meningkat untuk pertama kalinya tahun ini menjadi 2,9% secara tahunan, berdasarkan proyeksi median.

Laporan hari Rabu, bersama dengan data harga produsen pada hari berikutnya, akan memberikan pandangan terakhir kepada pejabat Federal Reserve mengenai inflasi dan dampak tarif yang lebih tinggi sebelum mereka berkumpul untuk rapat kebijakan pada 17-18 Juni 2025.

Ekonom yang terdiri dari Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger, Estelle Ou, dan Chris G. Collins memperkirakan kenaikan yang lebih rendah dari ekspektasi untuk CPI bulan Mei, dengan deflasi pada layanan diskresioner lebih dari sekadar mengimbangi inflasi barang yang lebih kuat.

"Beberapa perusahaan meneruskan biaya tarif. Kami melihat pengalihan sebagian pada kategori seperti furnitur, pakaian, dan suku cadang mobil. Namun, harga tiket pesawat turun tajam, dan hotel serta layanan rekreasi juga menurun.”

Meskipun Presiden Donald Trump berupaya mendesak Bank Sentral agar segera menurunkan suku bunga, Ketua Fed Jerome Powell dan rekan-rekannya telah mengindikasikan bahwa mereka punya waktu untuk menilai dampak kebijakan perdagangan terhadap ekonomi, inflasi, dan pasar kerja.

Bank Sentral AS telah memasuki periode blackout menjelang pertemuan kebijakan. Selain data inflasi, data klaim pengangguran awal mingguan akan diteliti untuk mencari tanda-tanda tekanan di pasar tenaga kerja.

Laporan hari Kamis menunjukkan jumlah pelamar meningkat pada minggu terakhir bulan Mei ke level tertinggi sejak Oktober. Meskipun demikian, laporan pekerjaan hari Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat namun masih sehat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper