Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerilya Pulangkan Rupiah dari Tanah Suci

Pemerintah Indonesia menggalakkan upaya memaksimalkan potensi ekonomi haji, untuk membawa pulang rupiah yang mengalir ke Tanah Suci.
Jemaah melakukan tawaf di area Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin (26/5/2025). Bisnis/Reni Lestari.
Jemaah melakukan tawaf di area Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin (26/5/2025). Bisnis/Reni Lestari.

Bisnis.com, JEDDAH — Besarnya potensi ekonomi dari perjalanan haji dan umrah  menunggu digarap, untuk membawa pulang sebagian dari ratusan triliun rupiah yang setiap tahun mengalir ke Tanah Suci. 

Sejauh ini, baru sebagian kecil saja yang bisa dikembalikan ke Tanah Air, sebagian besarnya masih menjadi bukaan lebar peluang yang kini berupaya digarap Pemerintah Indonesia. 

Tahun ini, Indonesia melalui Kementerian Agama memberangkatkan 203.279 jemaah haji reguler ke Arab Saudi, atau 16,19% dari total jemaah haji seluruh dunia 2025 sebesar 1.255.199 (1,25 juta). 

Di perjalanan umrah, jemaah Indonesia juga menjadi yang terbanyak di seluruh dunia. Sepanjang tahun lalu saja, Kementerian Agama mencatat sebanyak 1,4 juta jemaah Indonesia melakukan umrah. Adapun, hingga April 2025, jemaah umrah Indonesia tercatat sebanyak 648.000.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya sempat mengungkap perjalanan haji dan umrah jemaah Indonesia menyimpan potensi ekonomi hingga US$8 miliar atau sekitar Rp132 triliun. 

Potensi ekonomi yang demikian besar itu, telah mulai dijajaki dengan mendatangkan 475 ton pasta bumbu dari Indonesia ke Arab Saudi, untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan jemaah selama musim haji 2025. Jumlah itu meningkat dari hanya 76 ton pada 2024. 

Transaksi itu dijembatani BPKH Limited, anak usaha Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang berbasis di Arab Saudi. BPKH Limited mengantongi registrasi komersial dari Kementerian Perdagangan Arab Saudi pada 16 Maret 2023, dan kini menjadi perpanjangan tangan BPKH dalam investasi di Saudi. 

Iman Nikmatullah, Direktur BPKH Limited, mengatakan peluang untuk menggarap pasar haji di Arab Saudi, masih terbuka lebar kendati terganjal berbagai tantangan. Pengadaan bumbu pasta yang diakselerasi tahun ini, menjadi pintu masuk untuk memperbesar penetrasi produk Indonesia di pasar haji dan umrah Arab Saudi. 

Petugas melayani jemaah calon haji berusia lansia dengan cara digotong ketika hendak memasuki pesawat Lion Air di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Sabtu (3/5/2025). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Petugas melayani jemaah calon haji berusia lansia dengan cara digotong ketika hendak memasuki pesawat Lion Air di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Sabtu (3/5/2025). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

“Bagaimana caranya Indonesia mengambil keuntungan yang juga besar dari perjalanan haji ini. Jemaah haji kita terbanyak, nomor satu, umrah juga nomor satu,” kata Iman, berbincang dengan Bisnis.com, di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (28/5/2025). 

Tahun depan, Iman rencananya akan mendatangkan ikan siap santap dari Indonesia, selain juga meningkatkan pengadaan bumbu pasta menjadi 600 ton. Sebanyak 475 ton pasta bumbu yang diekspor ke Arab Saudi tahun ini, nilai bisnisnya ditaksir melampaui Rp100 miliar. 

Meski belum mengkalkulasi potensi kenaikan nilai bisnisnya, peningkatannya diramal akan signifikan, mengingat tingkat keekonomian ikan lebih besar dibandingkan dengan pasta bumbu. 

“Selama ini keuntungan itu mengalir ke orang Saudi, ke orang Mesir, ke orang Pakistan. Indonesia cuma jadi penyumbang [jemaah] doang, enggak balik [keuntungannya],” lanjutnya. 

Pada musim haji tahun ini, BPKH Limited juga ditugaskan mengelola area komersial di 205 hotel jemaah haji Indonesia di Makkah. Ada 121 area di seluruh hotel yang disewakan kepada pelaku UMKM Indonesia di Tanah Suci. 

Dalam ekosistem haji, BPKH Limited telah berinvestasi pada pengelolaan dua hotel di Makkah dan Madinah. Keduanya yakni Anshar Golden Tulip di Madinah dan Hilton Convention Makkah. Keuntungan dari investasi tersebut menjadi bagian dari manfaat dana haji yang disalurkan kepada jemaah setiap tahunnya. 

Ke depan, Iman mengatakan peluang-peluang investasi pada ranting ekosistem haji lainnya, akan terus dijajaki. 

“BPKH itu punya dana umat itu kan Rp170 triliun, kami baru dikasih modal Rp200 miliar, belum ada 1%. Masih jauh, tetapi kami sudah punya modelnya, tinggal digedein,” ujarnya. 

Kampung Haji Indonesia di Makkah 

Sementara itu dalam jangka panjang, pemerintah telah menyatakan niat untuk mendirikan kampung haji Indonesia di Makkah, salah satunya dalam rangka memperluas ekosistem haji Indonesia dan menekan ongkos yang dibayarkan jemaah. 

Petugas menyiapkan sajian makan malam untuk jemaah haji di dapur Katering Raghaeb, Makkah, Arab Saudi, Selasa (13/5/2025). /Dok.Media Center Haji
Petugas menyiapkan sajian makan malam untuk jemaah haji di dapur Katering Raghaeb, Makkah, Arab Saudi, Selasa (13/5/2025). /Dok.Media Center Haji

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengungkapkan gagasan tersebut saat meresmikan Terminal Haji dan Umrah di Bandara Soekarno Hatta awal Mei 2025. 

Menteri Agama RI Nasaruddin Umar yang telah tiba di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (29/5/2025) mengatakan selain bertugas mengawasi penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, dia juga akan menjalankan diplomasi haji di Arab Saudi hingga kurang lebih 20 hari ke depan.  

“Kami akan bertemu dengan sejumlah Otoritas Arab Saudi untuk mendiskusikan penyelenggaraan haji, terutama di masa-masa yang akan datang,” ujar Menag.   

Terpisah, Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang yang juga anggota Tim Pengawas Haji DPR mendukung rencana pembangunan kampung haji di Makkah. 

Dia mengatakan jika terealisasi, keberadaan kampung haji akan menjadi jalan memulangkan kembali triliunan rupiah yang mengalir ke Arab Saudi dari haji dan umrah, yang pada gilirannya akan secara signifikan menurunkan biaya haji jemaah Indonesia.  

“Itu salah satu potensi untuk Indonesia mendapatkan keuntungan ekonomi. Sebelum itu terjadi, saya kira butuh lobi-lobi kepada pemerintah Saudi. Kalau itu terjadi kami di Komisi VIII tentu meyakini ongkos haji bisa lebih turun,” katanya.

Membawa pulang rupiah yang mengalir ke Tanah Suci menjadi salah satu misi penting lain yang berkelanjutan, selain juga suksesnya penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri, yang kini memasuki hari ke-30 operasional.

Semantara itu, kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang II di Arab Saudi akan rampung pada Sabtu, 31 Mei 2025. Hingga Jumat (30/5/2025) pukul 10:45 Waktu Arab Saudi (WAS), Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat  197.454 jemaah haji Indonesia telah tiba di Arab Saudi. 

Jumlah itu mencakup 97,11% dari total rencana kedatangan jemaah haji sebanyak 203.320 orang. Seluruh aktivitas jemaah kini terpusat di Makkah sebelum puncak ibadah haji yang akan dimulai dengan wukuf di Arafah pada 5 Juni 2025. Para jemaah akan mulai digerakkan ke Arafah pada 4 Juni 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Reni Lestari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper