Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo mengaku bakal segera mengumpulkan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) membahas arahan pemerintah untuk kembali memberikan insentif diskon tarif tol pada Juni 2025.
Dody menjelaskan bahwa rencana pemberian diskon tarif tol itu sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
“Nanti kita diskusi akan mengumpulkan semua badan usaha jalan tol untuk salah satu yang yang dibahas masalah ini ya, salah satu yang membahas masalah tarif tarif tol di beberapa ruas,” kata Dody di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Dody mengungkapkan, rencana pemberian insentif itu dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II/2025 tetap melanjutkan tren pertumbuhan.
Meski demikian, Dody menyebut negosiasi diskon tarif bersama BUJT ini memang membutuhkan waktu. Mengingat, kebijakan itu bakal berdampak langsung pada pendapatan usaha BUJT.
Untuk itu, dia mengaku bakal merumuskan sejumlah insentif bagi BUJT sebagai bentuk win-win solution dari penerapan kebijakan diskon tarif tol.
Baca Juga
“Ujung-ujungnya profit mereka akan berkurang dan apakah nanti ada tambahan kompensasi dari pemerintah itu kan juga suatu hal yang kita bisa diskusikan ulang,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal menggulirkan 6 insentif ekonomi. Di antaranya, diskon tiket pesawat, diskon tarif tol, diskon tarif listrik, penebalan bansos, subsidi upah, dan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
"Sekarang masing-masing kementerian mempersiapkan regulasinya. Kemarin saya sudah laporkan ke Pak Presiden sehingga mudah-mudahan ini segera diumumkan kalau regulasi di masing-masing kementeriannya selesai," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025) malam.
Adapun, pemberian diskon tarif tol itu dilakukan dalam rangka menyambut liburan sekolah siswa dan siswi di Indonesia.
"Ini kaitannya kan dengan masa libur anak-anak. Jadi kita kan Lebaran, tahun baru kemarin kan terlalu dekat [beri insentifnya] itu di Q1 [kuartal I/2025] sehingga kita perlu mendukung untuk yang Q2 dan Q3 [kuartal II/2025 dan kuartal III/2025]," tandasnya.