Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Amran Sebut Harga Beras Dunia Turun Usai RI Setop Impor

Harga beras dunia sempat dibanderol US$460 per ton, ketika RI masih melakukan importasi beras. Ketika distop, harga beras dunia turun di kisaran US$390 per ton
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut, kebijakan Indonesia untuk menutup keran impor beras berdampak pada harga beras dunia.

Dia menyampaikan, harga beras dunia kala itu sempat dibanderol sebesar US$460 per ton, ketika Indonesia masih melakukan importasi beras. Lalu, harga beras dunia turun di kisaran US$390 per ton saat Indonesia menutup keran impornya.

“Artinya apa? Indonesia berpengaruh pada harga beras dunia,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (14/5/2025).

Dia juga mengatakan, kebijakan Indonesia juga berkontribusi positif terhadap pangan dunia. Pasalnya, turunnya harga beras dunia sangat membantu para konsumen untuk mendapatkan beras dengan harga yang lebih terjangkau. 

Di sisi lain, Amran menyebut bahwa kebijakan ini diambil seiring meningkatnya stok beras dalam negeri. Merujuk data perum Bulog per 13 Mei 2025, stok cadangan beras pemerintah (CBP) tembus 3,7 juta ton. Capaian tersebut merupakan yang tertinggi sejak Bulog pertama kali berdiri pada 1969. 

Adapun langkah ini turut memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan Asean. United States Department of Agriculture (USDA) dalam laporannya menempatkan Indonesia di posisi puncak produksi beras Asia Tenggara.

Berdasarkan laporan USDA Rice Outlook April 2025, produksi beras Indonesia untuk musim tanam 2024/2025 diproyeksi mencapai 34,6 juta ton, meningkat 600.000 ton dari proyeksi sebelumnya dan naik 4,8% dibandingkan tahun lalu.

Di bawah Indonesia, Vietnam menempati urutan kedua dengan produksi beras mencapai 26,5 juta ton, disusul Thailand 20,1 juta ton, Filipina 12 juta ton, Kamboja 7,337 juta ton, Laos 1,8 juta ton, dan Malaysia 1,750 juta ton. 

Sementara itu, Reuters sebelumnya melaporkan bahwa harga beras dunia merosot ke titik terendah pada April 2025. Kondisi ini dipicu oleh stok yang melimpah dari India dan Asia.

Anjloknya harga beras dunia pada April 2025 terjadi usai India mencabut pembatasan ekspor gandum yang diberlakukan pada 2022, menyebabkan harga ekspor beras India merosot ke level terendah dalam 22 bulan.  

Harga beras di Thailand turun ke level terendah dalam tiga tahun, sedangkan Vietnam merosot ke level terendah dalam hampir lima tahun.  

“Setelah merosot hampir sepertiga dari puncaknya di 2024, harga telah menemukan titik terendah,” kata para pedagang dan eksekutif industri, melansir Reuters, Kamis (8/5/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper