Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Ingin Industri Otomotif RI Segera Transisi ke Kendaraan Listrik, Ini Alasannya

Menurut Airlangga, Menteri Ekonomi Jepang meminta ada dialog terkait peta jalan industri otomotif Indonesia dan mengusulkan transisi menuju kendaraan listrik.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama duta besar dari sembilan negara usai rapat Percepatan Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan/Just Energy Transition Partnership (JETP) di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (24/3/2025). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama duta besar dari sembilan negara usai rapat Percepatan Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan/Just Energy Transition Partnership (JETP) di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (24/3/2025). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Jepang mendorong agar industri otomotif di Indonesia segera beralih ke kendaraan listrik.

Airlangga sendiri sedang melakukan kunjungan kerja ke Jepang sejak Kamis (8/5/2025). Dia mengaku sudah bertemu dengan pemerintah dan asosiasi bisnis Jepang.

Salah satu pejabat negara yang ditemui Airlangga adalah Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Muto Yojo. Menurutnya, Muto meminta agar ada dialog antara pemerintah Indonesia dan Jepang terkait pengembangan peta jalan industri otomotif.

"Kita ketahui bersama bahwa supply chain [ratai pasok] otomotif di Indonesia cukup dalam, dan supply chain ini berbasis kepada investasi dari Jepang," jelas Airlangga dalam keterangan pers di KBRI Tokyo yang disiarkan secara daring pada Jumat (9/5/2025).

Dia menjelaskan bahwa Indonesia sangat terbuka dengan usulan Muto. Menurutnya, dialog tersebut menjadi penting karena akan menentukan peta jalan industri otomotif Indonesia ke depan.

Apalagi, sambung politisi Partai Golkar itu, industri otomotif kerap mempekerjakan banyak tenaga kerja.

Lebih dari itu, Airlangga mengaku ada permintaan dari Jepang supaya Indonesia lebih terbuka terutama dalam hal pengembangan kendaraan listrik.

"Artinya pergeseran dari ICE [mesin pembakaran dalam konvensional] menuju elektrifikasi ataupun zero emission. Basisnya diperluas mulai dari elektrik, hybrid, bahkan dikembangan ke depan dengan fuel cell [sel bahan bakar]," ungkapnya.

Airlangga menjelaskan Indonesia dan Jepang memang sedang menyiapkan tak kurang dari 175 Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman sejumlah proyek yang terkait dengan visi Indonesia Zero Emission 2060.

Itu merupakan bagian dari Asia Zero Emission Community yang diinisiasi Indonesia dan Jepang dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada 2022.

"Di mana untuk Asia Zero Emission Community, pemerintah Jepang sudah menyiapkan dana khusus terkait program itu adalah US$500 juta," ucap Airlangga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper