Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengusulkan pengembangan pelabuhan di Banten sebagai alternatif hub ekspor-impor nasional. Usulan tersebut disampaikan menyusul terjadinya kemacetan parah di akses Pelabuhan Tanjung Priok beberapa hari lalu.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) ALFI Akbar Djohan mengatakan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok berdampak besar, tidak hanya dari sisi material dan waktu, tetapi juga terhadap reputasi logistik nasional.
“Ini menjadi concern daripada pemerintah. Ribuan truk terdampak dan tentu berpengaruh terhadap kelancaran layanan logistik,” ujarnya dikutip Sabtu (25/6/2025).
Menurutnya, wilayah Banten, khususnya Cilegon, memiliki ekosistem industri besar dan sudah dilengkapi konektivitas jalan tol serta kereta api yang terhubung hingga Surabaya. Ia menyebut sudah ada beberapa Badan Usaha Pelabuhan (BUP) aktif di sana.
“Ada 3 sampai 4 BUP di Cilegon, termasuk milik Krakatau Steel dan milik pemerintah daerah. Ini bisa menjadi opsi sebagai hub internasional,” katanya.
ALFI menyatakan telah menyampaikan hal ini ke Gubernur Banten, yang selanjutnya direncanakan akan bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan untuk membahas lebih lanjut potensi pengembangan pelabuhan tersebut.
Baca Juga
Adapun biaya logistik di Indonesia selama ini dinilai tinggi bukan karena tarif murah, melainkan karena kurangnya kepastian layanan dan regulasi. Oleh sebab itu, penguatan tata kelola pelabuhan disebut menjadi hal yang mendesak.
“Di seluruh Indonesia ada kurang lebih 2.000 pelabuhan. Ini menjadi tantangan besar untuk melakukan tata kelola logistik yang efisien,” ucap Akbar.