Bisnis.com, JAKARTA – Serikat Petani Indonesia (SPI) buka suara mengenai peluang Indonesia untuk mengekspor beras usai Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengeklaim stok beras nasional dapat mencapai sekitar 4 juta ton pada Mei 2025.
Ketua Umum SPI Henry Saragih mengatakan, produksi beras yang berlebih saat ini kemungkinan tidak hanya berasal dari produksi nasional, tetapi juga dari penugasan impor tahun lalu yang cukup besar.
Untuk diketahui, Perum Bulog mendapatkan penugasan untuk mendatangkan 3,6 juta ton beras di 2024. Oleh karena itu, dia belum dapat memastikan, apakah Indonesia dapat mengekspor beras tahun ini.
“Kalau itu kita belum tahu, mengingat kita baru saja impor. Boleh saja kelebihan produksi yang ada sekarang ini adalah akibat dari impor yang begitu besar tahun lalu,” kata Henry kepada Bisnis, dikutip Kamis (24/4/2025).
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memperkirakan, stok beras dalam negeri dapat mencapai 4 juta ton pada Mei 2025.
Amran mengatakan, perkiraan tersebut datang dari stok beras yang ada saat ini, yang telah mencapai sekitar 3,3 juta ton dan juga perkiraan stok pada awal Mei 2025 sekitar 3,5 juta ton - 3,7 juta ton.
Baca Juga
“Kemungkinan di Mei itu masuk 4 juta ton,” kata Amran ketika ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, perkiraan stok tersebut merupakan yang tertinggi dalam 20-30 tahun. Kondisi ini, lanjut dia, bahkan tidak pernah terjadi selama Indonesia merdeka.
Di sisi lain, Amran sempat mengungkap rencana Malaysia untuk mengimpor beras dari Indonesia, lantaran stok yang kurang hingga tingginya harga beras di negara tersebut.
“[Soal pertemuan dengan Malaysia] menarik, tadi menanyakan apa bisa kami [Malaysia] impor beras dari Indonesia?” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan, Selasa (22/4/2025).
Menanggapi permintaan tersebut, Amran menyebut bahwa Indonesia untuk sementara waktu belum bisa mengekspor beras. Pasalnya, Indonesia saat ini fokus menjaga stok beras dalam negeri.
“Saya katakan untuk sementara kami menjaga stok dulu. Kita lihat iklim, jangan sampai tidak bersahabat,” ujarnya.