Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Enggan Pangkas Suku Bunga saat Hadapi Tarif Trump

Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa The Fed cenderung tidak menurunkan suku bunga dalam menghadapi tarif Trump.
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa bank sentral cenderung tidak akan menurunkan suku bunga dalam menghadapi tarif mengingat dampak inflasinya, bahkan jika ekonomi mulai memburuk.

Dalam sebuat esai yang diterbitkan dalam laman resmi The Fed Minneapolis, Kashkari menyampaikan bahwa rintangan untuk mengubah suku bunga Fed Fund Rate (FFR) dengan satu atau lain cara telah meningkat karena tarif yang diluncurkan Donald Trump

“Mengingat pentingnya menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang dan kemungkinan dorongan inflasi jangka pendek dari tarif, standar untuk menurunkan suku bunga bahkan dalam menghadapi ekonomi yang melemah dan potensi peningkatan pengangguran menjadi lebih tinggi,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg pada Kamis (10/5/2025). 

Kashkari menegaskan kembali dalam sebuah wawancara di CBS News pada Rabu (9/4/2025) malam, bahwa masih ada batasan yang lebih tinggi untuk penurunan suku bunga, setelah Presiden Donald Trump mengumumkan jeda 90 hari untuk tarif tambahan yang akan menghantam lusinan mitra dagang AS. Pungutan terhadap China dinaikkan menjadi 125%. 

Dia menggambarkan tarif tersebut jauh lebih tinggi dan lebih luas dari yang diharapkan. Dirinya pun mengantisipasi pungutan tersebut akan menurunkan investasi dan pertumbuhan ekonomi serta mendorong inflasi, setidaknya dalam waktu dekat.

Pengumuman Trump menandai sebuah perubahan dramatis, kata Kashkari. Dia mencatat bahwa hal ini kemungkinan akan mengurangi dampak inflasi dari tarif. Ketidakpastian yang meningkat akan menghambat proses bisnis, baik dari sisi investasi maupun penyerapan tenaga kerja, yang pada akhirnya mengganggu pertumbuhan. 

“Saya pikir analisis tentang dampak tarif terhadap inflasi, Anda mungkin akan menurunkannya sedikit jika jeda ini bertahan,” kata Kashkari di CBS News. “Ketidakpastian adalah satu hal yang dapat menyebabkan penurunan ekonomi. Jadi ketidakpastian, dengan sendirinya, tidak akan menciptakan inflasi, tetapi bisa memperlambat perekonomian.”

Dalam esainya, Kashkari menunjuk pada ukuran ekspektasi inflasi jangka pendek yang telah mulai meningkat serta pengalaman bertahun-tahun negara ini dengan inflasi yang tinggi sebagai alasan mengapa Fed mungkin tidak dapat “melihat” guncangan harga yang disebabkan oleh tarif. 

“Mengingat inflasi tinggi yang telah kita alami dalam beberapa tahun terakhir dan risiko tidak tercapainya ekspektasi inflasi jangka panjang, saya percaya prioritas pertama kita harus menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang,” tulisnya.

Para pembuat kebijakan telah mempertahankan suku bunga tidak berubah sepanjang tahun ini dan telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut setelah memberikan persentase poin penuh dari penurunan dalam beberapa bulan terakhir tahun 2024. 

Mereka mengatakan bahwa The Fed berada pada posisi yang tepat untuk menilai bagaimana kebijakan baru—termasuk tarif—berdampak pada perekonomian.

Prospek yang Diperbarui

Setelah pengumuman tarif pada 2 April, banyak ekonom meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga akhir tahun ini untuk menopang perekonomian. 

Beberapa di antaranya memperkirakan akan terjadi resesi di AS. Pandangan-pandangan tersebut telah dikupas setelah pengumuman Trump pada hari Rabu. 

Kashkari mencatat dalam esainya bahwa suku bunga netral, di mana kebijakan tidak menstimulasi atau membebani perekonomian, mungkin akan turun dalam jangka pendek karena tarif meningkatkan harga barang-barang asing untuk perusahaan dan ketidakpastian ekonomi yang meningkat mengurangi keinginan bisnis untuk berinvestasi. 

Hal ini berarti kebijakan moneter akan secara efektif mengetat bahkan jika Fed tidak menurunkan suku bunga, tulis Kashkari, “mengurangi kebutuhan mendesak untuk menaikkan suku bunga FFR untuk menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang.”

Kepala Fed Minneapolis tersebut mencatat dalam esainya bahwa “resolusi cepat atas ketidakpastian kebijakan perdagangan” dapat mengubah pandangannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper