Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan harga pangan mulai dari beras, cabai, hingga telur ayam ras stabil di 60.000 gerai ritel di seluruh Indonesia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan harga yang stabil ini merupakan bentuk komitmen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melalui program Friday Mubarak dengan menebar diskon hingga 40%.
Budi menjelaskan, langkah ini dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1446 H atau Lebaran 2025. Dengan begitu, dia memastikan semua harga pangan dipastikan terjangkau dan stabil selama program Friday Mubarak hingga menjelang Lebaran.
“Kami sampaikan bahwa harga cukup stabil, tidak ada masalah. Mudah-mudahan sampai Lebaran, kita jaga bersama-sama agar harga tetap terkendali dan terjangkau oleh masyarakat,” kata Budi saat ditemui di gerai Tip Top Rawamangun, Jakarta, Jumat (7/3/2025)
Misalnya saja, kata Budi, harga telur ayam ras di ritel dibanderol Rp30.250 per kilogram, sementara harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp30.000 per kilogram.
Selain itu, Budi menuturkan harga pangan lainnya yang stabil adalah cabai rawit senilai Rp56.000 per kilogram, atau di bawah HAP. Adapun, HAP nasional berada di rentang Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.
Baca Juga
Kemudian, harga beras premium 5 kilogram yang dipatok Rp74.000 per kilogram. “Jadi sesuai HAP. Tapi ini beras premium, ya, bukan medium Jadi tetap stabil Semoga semua stabil,” ujarnya.
Jika harga kebutuhan pokok mulai bergejolak, Budi memastikan 60.000 gerai ritel tidak akan mengalami lonjakan harga dan tetap diskon.
“Nanti kalau kebutuhan pokok naik, di sini tetap dilakukan diskon. Selain itu kebutuhan-kebutuhan lain seperti kue dan segala macam, termasuk minyak goreng premium Juga dilakukan diskon,” tuturnya.
Terlebih, Budi mengeklaim pasokan kebutuhan pangan juga tidak mengalami kendala. Di samping itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memasok pangan ke setiap daerah.
Apalagi, kata Budi, Kemendag memiliki data SP2KP, sehingga pihaknya dapat mengetahui harga pangan di setiap daerah.
“Kalau [harga] yang tinggi itu bisa segera kita lakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan produsen. Kita awasi distribusinya,” tandasnya.