Bisnis.com, JAKARTA - Smelter nikel Ceria Group di Kolaka Sulawesi Tenggara bersiap beroperasi pada April 2025. Menariknya, smelter ini bakal jadi salah satu yang pertama menghasilkan green nickel product karena memanfaatkan sumber energi terbarukan (EBT).
Deputy President Director yang juga Director of Corporate Affairs, Ceria Nugraha Indotama, Djen Rizal menjelaskan bahwa Smelter Merah Putih Ceria ini dibangun oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) murni yang dimiliki dan dikelola oleh putra daerah dengan pendanaan oleh Sindikasi Perbankan Nasional yang dipimpin oleh PT Bank Mandiri Tbk dan Bank SulselBar dan BJB.
“Smelter Merah Putih ini menjadi komitmen Ceria untuk melaksanakan program hilirisasi pemerintah untuk memberikan nilai tambah lebih di dalam negeri sebagaimana di amanatkan di Asta Cita ke 5 dan 6 Presiden Prabowo Subianto yaitu melanjutkan program Hilirisasi dan Pertumbuhan, Pemerataan Ekonomi, Pemberantasan Kemiskinan untuk menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya, dikutip Jumat (24/1/2025).
Djen Rizal menjelaskan, upaya seluruh manajemen Ceria membangun industri yang berbasis hilirisasi ini melewati perjuangan yang tidak mudah. Dimulai dengan ground breaking pembangunan smelter di pertengahan kuartal IV/2019, kemudian mendapatkan pendanaan di akhir kuartal I/2022 oleh sindikasi perbankan nasional dan kini berpacu mencapai target penyelesaian pembangunan smelter menjelang akhir kuartal I/2025.
“Perjalanan kami masih panjang, untuk itu dukungan pemangku kepentingan di tingkat Provinsi, Kabupaten dan tentunya Masyarakat lingkar tambang sangat kami harapkan,” imbuhnya.
Sebagai perusahaan PMDN, Ceria Group yang berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Dayat Mineral (ESDM), saat ini sedang dalam tahap akhir commissioning Smelter ‘Merah Putih’ Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), dan persiapan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL).
Baca Juga
PSN ini diharapkan menjadi salah satu barometer hilirisasi komoditas nikel sebagaimana yang diamanatkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 1/2025 tentang Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.
"Kita semua bersyukur atas kontribusi yang sudah diberikan oleh Ceria kepada masyarakat, dimana ribuan orang dari berbagai lapisan dan suku bangsa di Indonesia kini telah bekerja di Ceria,” kata Asrun Lio, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara saat meninjau progres PSN Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Nugraha Indotama di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu (23/1/2025).
Progres PSN smelter ‘Merah Putih’ Ceria saat ini telah mendekati rampung. Dia pun optimistis smelter RKEF Ceria akan segera beroperasi penuh pada April 2025.
Merujuk laporan hasil reviu tata kelola PSN pembangunan Smelter PT Ceria Nugraha Indotama Triwulan IV/2024 dengan cut off progres per 22 November 2024, yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara, disebutkan bahwa pembangunan Smelter PT Ceria Nugraha Indotama sejak 2019 – 2024 masih konstruksi dengan progres telah mencapai 97,05%.
Realisasi capaian target diukur berdasarkan 13 indikator di antaranya; Penyiapan proyek, Penyediaan lahan, Tata ruang, Pendanaan proyek, Jaminan pemerintah, Perizinan/nonperizinan, Pengutamaan komponen dalam negeri, Pembangunan fisik, Pengawasan dan pengendalian proyek, Regulasi proyek, Cipta kerja, dan Pemanfaatan.
Selain progres konstruksi smelter, pada kesempatan itu, Asrun juga mengapresiasi penggunaan energi bersih smelter Ceria Group yang bersumber dari PLTA Bakaru (dalam jaringan transmisi PLN) yang dinyatakan dengan Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC).
Dia juga menyaksikan langsung keberadaan Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) berkapasitas 2 x 60 MW yang telah bersandar di Terminal Khusus Wolo. Adapun, BMPP ini sudah terkoneksi dengan jaringan PLN Kolaka untuk menjaga keandalan dan stabilitas listrik smelter Ceria Group.
Sementara itu, Pejabat Bupati Kolaka, Muh Fadliansyah mengatakan Ceria merupakan salah satu industri pertambangan nasional yang ada di kabupaten Kolaka yang memanfaatkan 100% tenaga kerja asli Indonesia.
“Ceria telah berkontribusi besar di Kabupaten Kolaka. Bahkan, saat ini semua masyarakat di Wolo sudah terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan,” ujarnya.