Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pemerintah bersama PT PLN (Persero) bakal menambah jaringan transmisi sepanjang 48.000 kilometer sirkuit (kms).
Hal tersebut dia sampaikan dalam acara peresmian Proyek Strategis Ketenagalistrikan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025). Acara ini juga dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto.
Bahlil menyebut pembangunan transmisi diperlukan sebagai penunjang penambahan pembangkit sebesar 71 gigawatt (GW) yang tertuang dalam rancangan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034.
Menurut Bahlil, pembangunan jaringan transmisi juga akan mendukung pemanfaatan energi terbarukan (EBT) yang bersumber dari sumber daya alam. Dengan begitu, listrik dapat menjangkau kebutuhan masyarakat yang tersebar di berbagai lokasi.
"Problem kita sekarang Bapak Presiden adalah jaringan yang dulu dipasang tidak didesain untuk menjemput tempat-tempat di mana kita membangun energi baru terbarukan. Karena itu kita mendorong untuk membangun jaringan ke depan kurang lebih sekitar 8.000 km," ujar Bahlil dikutip dari siaran pers, Selasa (21/1/2025).
Baca Juga
Dalam kesempatan ini, Prabowo juga meresmikan pembangunan 11 proyek transmisi 739,71 kms dan gardu induk sebesar 1.740 megavolt ampere (MVA).
Bahlil menyebut, proyek ini akan mengalirkan pasokan listrik dari pembangkit baru menuju pusat-pusat ekonomi. Selain itu, pembangunan transmisi juga akan mendukung pengoperasian pabrik-pabrik, smelter, dan kawasan-kawasan industri, sekaligus memperkuat keandalan listrik di daerah-daerah strategis.
Bahlil pun menyoroti bahwa selama ini pembangunan pembangkit tenaga listrik tidak dibarengi dengan pembangunan jaringan transmisi yang memadai. Dia berkomitmen untuk mendorong pembangunan transmisi yang sejalan dengan perencanaan pemerintah.
"Atas arahan Bapak Presiden, saya sudah meminta kepada Pak Dirut PLN agar pembangunan pembangkit listrik, baik tenaga listrik maupun gas maupun energi baru terbarukan lain harus sejalan dengan apa yang kita rencanakan," kata Bahlil.
"Jangan sampai pembangkitnya dibangun, jaringannya nggak ada. Ini akan tidak sinkron dengan perencanaan," tegasnya.