Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Smelter Ceria Grup Produksi Nikel Hijau Pertama, Ekspansi Berlanjut

PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) memulai produksi feronikel pertamanya menggunakan sumber energi hijau bersertifikat REC.
Smelter Merah Putih milik PT Ceria yang berlokasi di Wolo, Kabupaten Kolaka, untuk pertama kalinya berhasil memproduksi feronikel dengan energi hijau./Istimewa
Smelter Merah Putih milik PT Ceria yang berlokasi di Wolo, Kabupaten Kolaka, untuk pertama kalinya berhasil memproduksi feronikel dengan energi hijau./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Smelter nikel PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) akhirnya mulai memproduksi nikel hijau dan bakal melanjutkan pembangunan smelter hingga berkapasitas 252.800 ton per tahun.

Smelter Merah Putih milik PT Ceria yang berlokasi di Wolo, Kabupaten Kolaka, untuk pertama kalinya berhasil memproduksi ferronickel yang menjadi komitmen besar menuju industri berkelanjutan berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG).

CEO Ceria Group Derian Sakmiwata mengungkapkan, pencapaian monumental dengan target Project Commercial Operation Date (PCOD) smelter yang telah berjalan tepat waktu, memperkuat posisi Indonesia sebagai pionir dalam pengembangan industri nikel hijau berbasis ESG.

Ferronickel (FeNi) adalah bahan strategis untuk industri dunia, menjadi tulang punggung pembuatan stainless steel dan bahan utama komponen kendaraan listrik (EV).

"Di momentum istimewa ini, Smelter Merah Putih berhasil memproduksi ferronickel perdana. Melalui inovasi teknologi, PT Ceria memastikan bahwa ferronickel yang dihasilkan bukan hanya berkualitas tinggi, tetapi juga membawa misi keberlanjutan," jelasnya, dikutip Senin (28/4/2025).

Derian menegaskan, produksi perdana ini baru permulaan. PT Ceria siap melanjutkan pembangunan RKEF Line 2, Line 3, dan Line 4, menargetkan total kapasitas produksi 252.800 ton ferronickel per tahun.

PT Ceria juga akan mengembangkan Nickel Matte Converter, Nickel Sulphate Plant, dan High Pressure Acid Leach (HPAL) Plant untuk menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) — material kunci baterai kendaraan listrik dunia.

"PT Ceria telah menyalakan kebangkitan dan semangat perubahan mendorong Indonesia lebih cepat masuk ke era industri hijau global, memperkuat posisi sebagai pemimpin dunia dalam rantai pasok energi bersih," papar Derian.

Dengan produksi ferronickel perdana ini, PT Ceria menegaskan bahwa era baru industri nikel hijau telah resmi dimulai.

General Manager RKEF Operation Readiness PT Ceria, Roimon Barus menjelaskan, smelter Merah Putih Ceria mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 72 MVA untuk memproduksi ferronickel sebesar 63.200 ton per tahun atau sekitar 13.900 ton logam nikel.

Smelter ini juga menggunakan Rectangular Electric Furnace, desain tanur persegi panjang yang mampu menahan panas lebih lama, meningkatkan efisiensi energi, dan secara signifikan menekan emisi gas buang.

"Semua proses produksi didukung energi hijau dari PLN UID Sulselrabar bersertifikat Renewable Energy Certificate [REC], menjadikan Smelter Merah Putih sebagai salah satu fasilitas industri nikel dengan jejak karbon terendah di Indonesia," jelasnya.

Roimon melanjutkan, PT Ceria tidak hanya berbicara tentang produksi, tetapi juga tentang transisi hijau. Produk ferronickel dari Smelter Merah Putih dikembangkan menjadi green nickel product — produk nikel yang diproses dengan prinsip keberlanjutan di setiap tahapnya mulai dari penggunaan energi bersih, emisi terkendali, pengelolaan limbah berbasis reduce-reuse-recycle, hingga monitoring lingkungan secara real-time.

"Green nickel bukan lagi konsep masa depan. Produk ini akan menjadi bahan baku utama mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik global dan energi baru terbarukan," katanya.

Lebih jauh, Roimon menegaskan bahwa PT Ceria membangun tidak hanya smelter, tetapi juga ekosistem industri hijau yang bertanggung jawab dengan mengusung pilar ESG.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper